dc.description.abstract | Dewasa ini, nanopartikel memiliki peranan penting dalam pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. AgNPs merupakan salah satu nanopartikel logam
yang paling banyak disintesis. Hal tersebut didasarkan pada aktivitas toksik yang
rendah terhadap manusia, namun memiliki aktivitas toksik tinggi pada bakteri dan
dapat sebagai alternatif pengganti antibiotik terhadap bakteri yang resisten terhadap
beberapa obat. Sintesis AgNPs dapat menggunakan beberapa metode seperti
sintesis kimia, fisik dan biologi (Green synthesis). Green synthesis memiliki
beberapa kelebihan dibandingkan metode fisika dan kimia dikarena relatif murah,
ramah lingkungan, dapat digunakan dalam skala besar dan tidak perlu
menggunakan energi tinggi
Dalam penelitian ini, tanaman yang digunakan dalam sintesis nanopartikel
perak yaitu tanaman kopi robusta. Bagian tanaman yang digunakan yakni pada
bagian daunnya. Senyawa kimia yang ada pada daun kopi robusta dipercaya
memiliki potensi dalam biosintesis nanopartikel perak (AgNPs). Senyawa fenolik
yang ditemukan pada daun kopi robusta berperan sebagai agen bioreduktor dalam
sintesis AgNPs. Perbedaan umur daun pada daun kopi robusta diduga memiliki
pengaruh terhadap jumlah fenolik berbeda. Dari latar belakang yang disebutkan,
adanya penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh umur daun kopi
robusta yang berbeda terhadap ukuran AgNPs. Selain itu, pada penelitian ini juga
akan membandingkan aktivitas antibakteri yang dihasilkan AgNPs yang disintesis
dengan bioreduktor ekstrak daun kopi robusta berbagai umur. Pengujian antibakteri
pada penelitian ini menggunakan metode difusi cakram dengan kontrol positif
amoksisilin.
AgNPs hasil sintesis dilakukan karakterisasi. Hasil karakterisasi AgNPs
menggunakan spektrofotometri Uv-Vis berupa panjang gelombang yang berturutturut pada AgNPs dengan bioreduktor kopi robusta muda, sedang, tua sebesar 416
nm, 429 nm, dan 426 nm. Hasil karakterisasi AgNPs dengan PSA berupa Z-average
pada AgNPs menggunakan bioreduktor kopi robusta muda, sedang, dan tua sebesar
61,01nm; 99,45nm; dan 96,16nm. Hasil SEM menunjukkan partikel terkecil
AgNPs yang dihasilkan sebesar 53,80 nm. Hasil FT-IR menunjukkan adanya
kontribusi senyawa kimia fenolik pada ekstrak kopi robusta yang berperan sebagai
bioreduktor AgNPs yang dihasilkan.
Hasil pengujian aktivitas antioksidan berupa diameter zona hambat. Nilai
diameter zona hambat pada pembanding amoksisilin terhadap Staphylococcus
aureus dan Escherichia coli berturut-turut 17,71±0,31mm dan 13,44±0,3mm.
Diameter AgNPs kopi robusta muda, sedang, dan tua sebesar terhadap
Staphylococcus aureus berturut-turut 8,52±0,24mm; 4,99±0,13mm; dan 6,12±0,25.
Diameter AgNPs kopi robusta muda, sedang, dan tua sebesar terhadap Escherichia
coli berturut-turut 9,46±0,63mm; 5,94±0,18mm; dan 6,86±0,11mm. | en_US |