dc.contributor.author | AMMAR, Muhammad Iqwanul | |
dc.date.accessioned | 2024-02-29T07:32:46Z | |
dc.date.available | 2024-02-29T07:32:46Z | |
dc.date.issued | 2023-06-27 | |
dc.identifier.nim | 190910101080 | en_US |
dc.identifier.uri | https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/120039 | |
dc.description | validasi_repo_firli_Februari_2024_27
Finalisasi unggah file repositori tanggal 29 Februari 2024_Kurnadi | en_US |
dc.description.abstract | Eksistensi ajang kecantikan sebagai budaya populer yang mengalami globalisasi
menuai kontroversi. Kelompok feminis radikal dan Marxist menganggap ajang kecantikan
sebagai bentuk opresi terhadap perempuan. Para perempuan yang berpartisipasi dalam
ajang kecantikan dinilai telah terobjektifikasi dan tereksploitasi. Meskipun mendapat kritik,
masih banyak perempuan yang eksis di ajang kecantikan. Pada tahun 2015 hingga tahun
2022, selama edisi sewindu terakhir, banyak perempuan dengan beragam latar belakang
dan cerita eksis di panggung Miss Universe. Sebagai ajang kecantikan paling prestisius dan
dijuluki Olympic of beauty (Madanguit, 2020), eksistensi para perempuan yang terlibat di
dalamnya menjadi fenomena menarik mengingat kritikan yang dilontarkan. Oleh karena itu,
penelitian ini bermaksud mengetahui alasan eksistensi perempuan tersebut di panggung
Miss Universe melalui sudut pandang postfeminisme.
Penelitian ini dilakukan melalui metode kualitatif dengan jenis penelitian naratif.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data sekunder yang berasal dari studi
literatur, meliputi buku, jurnal, berita, maupun media sosial. Data tersebut diolah melalui
proses triangulasi sumber dan kemudian diinterpretasikan oleh penulis untuk menjadi
narasi. Dalam proses interpretasi, teori postfeminisme digunakan sebagai pisau analisis
penelitian ini.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa alasan perempuan yang eksis di
panggung Miss Universe adalah bentuk aktualisasi dan pengembangan diri para perempuan.
Mereka memilih eksis di Miss Universe sebagai ruang pembebasan yang memenuhi
keinginan dan kebutuhan perempuan. Melalui kacamata postfeminisme, perempuan yang
eksis di panggung Miss Universe tahun 2015 hingga tahun 2022 tidak terobjektifikasi
maupun tereksploitasi. Sebaliknya, para perempuan ini merasa terbebaskan dan
terberdayakan atas pilihan mereka. | en_US |
dc.description.sponsorship | Drs. Abubakar Eby Hara, MA., Ph.D.
Dr. Linda Dwi Eriyanti, S.Sos., M.A. | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.publisher | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik | en_US |
dc.subject | Feminisme | en_US |
dc.subject | Postfeminisme | en_US |
dc.subject | Beauty pageant | en_US |
dc.subject | Miss Universe | en_US |
dc.title | Ide-Ide Postfeminisme dalam Eksistensi Perempuan di Panggung Global Miss Universe Tahun 2015 Hingga Tahun 2022 | en_US |
dc.type | Skripsi | en_US |
dc.identifier.prodi | Ilmu Hubungan Internasional | en_US |
dc.identifier.pembimbing1 | Drs. Abubakar Eby Hara, MA., Ph. D | en_US |
dc.identifier.pembimbing2 | Dr. Linda Dwi Eriyanti, S.Sos., M. A | en_US |
dc.identifier.validator | validasi_repo_firli_Februari_2024_27 | en_US |