dc.description.abstract | Pentingnya penelitian ini dapat dipahami melalui pemahaman akan peran utama
kecerdasan kognitif, seperti IQ, dalam menilai prestasi akademik peserta didik.
Namun, temuan penelitian menunjukkan bahwa IQ memberikan kontribusi kecil
terhadap prestasi akademik. Oleh karena itu, aspek kecerdasan emosional semakin
mendapatkan perhatian sebagai faktor yang mungkin lebih signifikan dalam
mencapai tujuan pembelajaran. Kecerdasan emosional, yang mencakup
pengenalan perasaan diri dan orang lain, pengendalian diri, semangat, dan
ketekunan, diyakini memiliki dampak besar terhadap kemampuan peserta didik
dalam menyesuaikan diri dengan tuntutan pembelajaran. Peserta didik dengan
kecerdasan emosional yang baik mampu mengelola emosi, memotivasi diri, dan
mengatur suasana hati, faktor-faktor kunci untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Self-Regulated Learning dianggap sebagai keterampilan esensial dalam
memastikan pembelajaran seumur hidup yang produktif. SRL melibatkan proses
aktif di mana peserta didik menetapkan tujuan, memantau, mengatur, dan
mengendalikan kognisi, motivasi, dan perilaku mereka. SRL memerlukan inisiatif
pribadi, ketekunan, dan keterampilan adaptif, dan memiliki implikasi besar untuk
kesuksesan peserta didik dalam berbagai bidang akademik. Kecerdasan emosional
juga ditemukan berperan dalam SRL, terutama dalam mengatasi pengalaman
psikologis yang penuh tekanan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk
menginvestigasi bagaimana kecerdasan emosional dapat mempengaruhi SRL pada
mata pelajaran sejarah. Selain kecerdasan emosional, self efficacy juga
memainkan peran penting dalam SRL. Self efficacy mencakup keyakinan individu
terhadap kemampuan mereka untuk mengatur diri sendiri dalam pembelajaran.
Peserta didik dengan self efficacy yang tinggi cenderung memiliki keterampilan
yang lebih baik dalam menerapkan strategi SRL, sedangkan yang rendah mungkin
cenderung bergantung pada bantuan eksternal. Dalam konteks pembelajaran
sejarah, di mana tujuan kurikulum merdeka mencakup pembentukan kesadaran
sejarah, pemahaman kolektif, dan nilai-nilai kebangsaan, kecerdasan emosional
dan self efficacy menjadi krusial. Peserta didik perlu memiliki kemampuan untuk
mengelola emosi, memotivasi diri, serta percaya diri dalam menjalani proses
belajar sejarah yang kompleks. Penelitian ini juga relevan dengan perkembangan
generasi Z, yang cenderung melek teknologi dan memiliki keunikan berpikir yang
memerlukan penekanan pada kecerdasan emosional dan self efficacy. Soft skill seperti critical thinking, creativity, collaboration, dan communication (4C)
menjadi kunci dalam menghadapi era revolusi industri 4.0.
Pada penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Adapun
desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Tujuan
peneliti menggunakan deskriprif kuantitatif adalah untuk menggambarkan dan
mengukur fenomena atau variabel-variabel tertentu dengan menggunakan data
yang berbentuk angka atau kuantitatif sehingga semakin memperkuat analisis
peneliti dalam mengambil suatu kesimpulan. Penentuan lokasi penelitian yang
digunakan oleh peneliti adalah dengan menggunakan metode purposive area yaitu
penentuan lokasi penelitian yang sengaja ditentukan oleh peneliti sejak awal dan
disesuaikan dengan tujuan penelitian. Lokasi penelitian ini berada di SMK Negeri
2 Kraksaan yang terletak di Jl. Diponegoro No. 5 Kecamatan Kraksaan Kabupaten
Probolinggo pada bulan Agustus sampai dengan Desember 2023. Fokus dalam
penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh kecerdasan emosional dan self
efficacy terhadap self regulated learning peserta didik pada mata pelajaran sejarah
kelas X SMK Negeri 2 Kraksaan. Pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan proportional random sampling. Tujuan metode ini adalah untuk
memastikan representasi yang seimbang dari setiap kelompok atau strata dalam
sampel, sehingga hasil penelitian dapat mencerminkan karakteristik populasi
secara akurat. Teknik pengambilan data dalam penelitian ini dengan
menggunakan wawancara, dokumentasi, kuesioner. Teknik analisis data
menggunakan teknik analisis regresi linier berganda dengan menggunakan SPSS
23.0 for Windows.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan emosional tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap self regulated learning dan memiliki hubungan negative
yang sangat lemah antar kedua variable tersebut. Artinya, peserta didik yang
memiliki skor tinggi dalam kecerdasan emosional cenderung memiliki skor
rendah dalam self regulated learning, dan sebaliknya. Namun hubungan ini
hampir tidak signifikan, sehingga ada faktor-faktor lain yang lebih mempengaruhi
self regulated learning selain kecerdasan emosional pada mata pelajaran sejarah
kelas X SMK Negeri 2 Kraksaan. Selain itu, self efficacy berpengaruh secara
signifikan terhadap self regulated learning dan memiliki hubungan positif yang
lemah antar kedua variable tersebut. Artinya, peserta didik yang memiliki skor
tinggi dalam self efficacy cenderung memiliki skor tinggi dalam self regulated
learning pada mata pelajaran sejarah kelas X SMK Negeri 2 Kraksaan. | en_US |