STUDI PERILAKU KETAM SAWAH Parathelphusa spp. (BRACHYURA: PARATHELPHUSIDAE)
Abstract
Ketam sawah Parathelphusa spp. merupakan salah satu jenis ketam air tawar.
Brill (1969) menyatakan bahwa ketam sawah Parathelphusa spp. merupakan salah
satu hama padi yang menyebabkan kerusakan lahan padi di Indramayu.
Pemberantasan yang dilakukan diharapkan tidaklah sampai pada usaha memusnahkan
jenis ini, karena efek yang serius pada keseimbangan ekosistem. Informasi mengenai
perilaku ketam sawah diperlukan sebagai penunjang dalam usaha penekanan populasi
hama ketam sampai di bawah ambang batas kerusakan ekonomi. Penelitian ini
bertujuan mengeksplorasi jenis perilaku ketam sawah Parathelphusa spp.
(Brachyura: Parathelphusidae)
Penelitian dilakukan di sepanjang areal saluran irigasi dan sawah RT 02 / RW
02 Desa Tegal Gede, Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember, pada bulan Agustus
hingga November 2010. Selanjutnya untuk melengkapi data dilakukan penelitian
lanjutan pada bulan Maret 2011. Metode pengambilan data yang digunakan adalah
metode jelajah dengan teknik pengamatan event sampling yaitu pengamat melakukan
ekplorasi di sepanjang daerah penelitian dan mengamati beberapa aspek tingkah laku
pada saat tertentu (Indrawati dkk, 2007)
Berdasarkan hasil penelitian telah diperoleh 7 (tujuh) jenis perilaku
diantaranya adalah lokomosi (bergerak), masuk ke dalam liang, berendam, makan,
autotomi, dan soliter, dan perilaku pra-kawin. Pada perilaku lokomosi, ketam
melakukan lokomosi menggunakan keempat pasang kaki pejalannya. Cheliped pada
ketam tidak ikut menyebabkan pergerakan pada tubuh ketam. Sedangkan perilaku
masuk ke dalam liang, ketam masuk ke dalam liang dengan gerakan anggota tubuh
bervariasi. Posisi ketam saat berada di dalam liang juga bervariasi. Pembongkaran
liang-liang ketam, yang juga diikuti dengan pembunuhan terhadap ketam dapat
menjadi salah satu solusi dalam pengendalian hama ketam. Pada perilaku berendam,
tubuh ketam yang berendam di dalam lumpur akan tersembunyi kecuali bagian
anterior dan terkadang cheliped-nya juga tersisa di permukaan. Pada perilaku makan,
ketam memakan makanan berupa ikan, siput sawah, tumbuhan, dan potonganpotongan
hewan sawah. Pengetahuan mengenai makanan alaminya bisa menjadi
alternatif pengendaliannya. Pengendalian yang bisa dilakukan dengan mengetahui
pola perilaku makannya yaitu dengan pemberian umpan (makanan alaminya) yang
diikuti dengan pembunuhan secara gropyokan serta pemberian umpan berupa daun
sente (keladi hutan) yang dicincang. Perilaku autotomi tidak hanya terjadi pada ketam
jantan, namun ketam betina juga ditemukan melakukan autotomi. Perilaku soliter
ketam lebih banyak dijumpai daripada perilaku berkelompok. Pada perilaku prakawin,
ditemukan sepasang kelompok ketam yang hidup bersama dan kelompok
ketam yang beranggotakan 2 ketam jantan yang memperebutkan ketam betina.