dc.description.abstract | Penggunaan bahan bakar fosil di Indonesia menjadi permasalahan utama yang menuntut solusi berkelanjutan, terutama mengingat ketersediaan yang terbatas dan tingginya tingkat konsumsi. Biodiesel muncul sebagai alternatif yang menjanjikan, dihasilkan dari bahan baku terbarukan dan melalui proses pembuatan yang relatif sederhana. Minyak nabati, seperti minyak jarak, minyak bunga matahari, minyak biji nyamplung, dan khususnya minyak kelapa sawit, menjadi fokus penting di Indonesia, sebagai negara penghasil utama kelapa sawit di dunia. Meskipun biodiesel menawarkan potensi signifikan dalam mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, penelitian mengungkap beberapa kelemahan, seperti viskositas yang lebih tinggi dibandingkan bahan bakar diesel fosil. Untuk mengatasi tantangan ini, penelitian terfokus pada pengaruh variasi temperatur biodiesel berbahan minyak kelapa sawit dengan penambahan medan magnet terhadap karakteristik pembakaran droplet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penambahan medan magnet pada berbagai temperatur yaitu 30℃, 40℃, 50℃, 60℃, dan 70℃, terjadi penurunan nilai burning time, ignition delay time, dan tinggi api, sementara nilai temperatur api mengalami peningkatan. Penelitian ini mendorong pemahaman lebih mendalam tentang karakteristik pembakaran biodiesel, memberikan kontribusi pada potensi peningkatan efisiensi dan keberlanjutan penggunaan biodiesel di masa depan. Sebagai solusi alternatif yang berkelanjutan, biodiesel dari minyak kelapa sawit di Indonesia dapat menjadi langkah positif menuju peningkatan kemandirian energi dan pengurangan dampak lingkungan. Dengan demikian, penelitian ini memberikan landasan untuk eksplorasi lebih lanjut dalam mengoptimalkan pemanfaatan biodiesel sebagai solusi energi yang ramah lingkungan. | en_US |