Pengaruh Model Discovery Learning Berbantuan Mind Mapping terhadap Kemampuan Numerasi Matematika Peserta Didik Kelas VIII Dalam Menyelesaikan Soal HOTS Pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar

Abstract

Kemampuan numerasi merupakan usaha peserta didik dalam menganalisis suatu permasalahan sehingga dapat merumuskan, menyelesaikan masalah tersebut, serta mengambil kepurusan dengan tepat. Kemampuan numerasi di Indonesia masih jauh dari kata memuaskan. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil uji PISA bahwa Indonesia berada di urutan 75 dari 80 negara dengan skor 379 dari total skor 500. Salah satu penyebab rendahnya kemampuan numerasi peserta didik yaitu kurangnya peserta didik dalam memahami masalah dan kurangnya inovatif model pembelajaran yang digunakan. Oleh sebab itu, upaya yang dapat dilakukan dengan cara menerapkan model pembelajaran Discovery Learning berbantuan Mind Mapping pada proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh model Discovery Learning berbantuan Mind Mapping terhadap kemampuan numerasi matematika peserta didik kelas VIII dalam menyelesaikan soal HOTS materi bangun ruang sisi datar. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen dengan desain penelitian quasi experiment dan bentuk desain penelitiannya menggunakan nonequivalent control group design. Instrumen penelitian ini berupa RPP, observasi keterlaksanaan pembelajaran, soal tes dan LKPD. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu tes, observasi, dan dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini yaitu peserta didik kelas VIII SMPN 3 Jember semester ganjil tahun ajaran 2023/2024, dengan sampel penelitian yaitu kelas VIII A sebagai kelas kontrol dan VIII C sebagai kelas eksperimen yang dipilih menggunakan teknik random sampling setelah semua kelas VIII dinyatakan bersifat homogen. Pada kelas eksperimen (E) menggunakan model pembelajaran Discovery Learning berbantun Mind Mapping, sedangkan kelas kontrol (K) menggunakan model pembelajaran Discovery Leaning tanpa bantuan mind mapping. Peroleh nilai pretest dan posttest kedua kelas dianalisis menggunakan uji statistik dengan berbantuan aplikasi SPSS. Hasil rata-rata nilai pretest kelas kontrol sebesar 34,06 dan kelas eksperimen sebesar 39,35. Berdasarkan kategori tingkat kemampuan numerasi kedua kelas berada di tingkat sedang. Hail uji nilai pretest kedua kelas selanjutnya diuji menggunakan uji Independent Sample T-Test diperoleh nilai sign. (2-tailed) yaitu 0,480 > 0,05 dan dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara rata-rata nilai pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada hasil posttest kedua kelas mengalami peningkatan, rata-rata nilai posttest kelas kontrol sebesar 58,95 dan kelas eksperimen sebesar 76,34. Hasil uji nilai posttest kedua kelas selanjutnya diuji menggunakan uji Mann-Whitney diperoleh nilai sign. (2-tailed) yaitu 0,002 < 0,05 dan dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol setelah diberi perlakuan. Selanjutnya, pada uji N-Gain nilai rata-rata kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol yaitu 0,40 > 0,61 yang artinya peningkatan kemampuan numerasi kedua kelas tergolong sedang. Meskipun sama-sama-sama termasuk dalam kategori sedang, kelas eksperimen memiliki rata-rata nilai N-Gain yang lebih baik daripada kelas kontrol.