dc.contributor.author | ANAM, Muhammad Risky Nashrul | |
dc.date.accessioned | 2024-01-30T03:57:18Z | |
dc.date.available | 2024-01-30T03:57:18Z | |
dc.date.issued | 2023-12-21 | |
dc.identifier.nim | 190910101052 | en_US |
dc.identifier.uri | https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/119695 | |
dc.description | Finalisasi unggah file repositori tanggal 30 Januari 2024_Kurnadi | en_US |
dc.description.abstract | European Union (EU) adalah salah satu organisasi internasional yang
memiliki tekad dan usaha besar dalam mengurangi dampak perubahan iklim. Pada
tahun 2020, EU menetapkan strategi pengurangan emisi gas rumah kaca seperti
yang diwajibkan dalam Paris Agreement. Dalam strategi tersebut EU menargetkan
untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sampai dengan 55% pada tahun 2030,
dibandingkan dengan tingkat emisi tahun 1990 (European Council, 2020). Salah
satu bentuk usaha EU dalam mengurangi emisi gas rumah kaca adalah
mengurangi penggunaan energi fosil. Namun pada tahun 2022 EU mengeluarkan
kebijakan energi baru yaitu kebijakan REPowerEU. Dalam kebijakan
REPowerEU ini terdapat beberapa strategi yang kontras dengan rencana
sebelumnya mengenai pengurangan penggunaan energi fosil EU. Kebijakan
seperti pembangunan infrastruktur baru, rencana kerjasama dengan negara
penghasil energi fosil dan dari segi pendanaan kebijakan REPowerEU sendiri
mampu menjadi stimulus penggunaan energi fosil yang lebih banyak dan lama di
EU. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan alasan pengambilan keputusan
kebijakan REPowerEU oleh EU.
Dalam menganalisis alasan EU untuk mengambil kebijakan ini, penulis
menggunakan konsep energy security sebagai kerangka konsep utama penelitian
ini. Penulis menggunakan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini dengan
dukungan data sekunder dari buku, jurnal, dan artikel-artikel yang kredibel dan
relevan dengan penelitian ini. Untuk memastikan keabsahan data penulis
menggunakan metode triangulasi sumber dengan menggunakan berbagai sumber
data sebagai pembanding. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan
deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada dua alasan pengambilan
kebijakan REPowerEU pada tahun 2022. Alasan pertama adalah karena adanya krisis energi di Eropa yang terjadi pada tahun 2022. Krisis energi Eropa pada
tahun 2022 salah satunya diakibatkan oleh pemotongan pasokan energi dari Rusia
ke Eropa akibat invasi Rusia ke Ukraina pada awal tahun 2022. Kebijakan
REPowerEU adalah respon EU pada krisis yang terjadi dan sebagai solusi
ketergantungan Eropa atas energi Rusia. Sementara itu alasan kedua dari
pengambilan kebijakan REPowerEU adalah untuk pemenuhan keamanan energi
EU. Pemenuhan ketersediaan energi, penyeimbangan keamanan energi dengan
perkembangan ekonomi dan mempertahankan kepercayaan publik Eropa terhadap
transisi energi menjadi beberapa pertimbangan EU untuk lebih fokus pada
pemenuhan keamanan energi dalam kebijakan REPowerEU. | en_US |
dc.description.sponsorship | Dosen Pembimbing Utama : Suyani Indriastuti, S.Sos.,M.Si., Ph.D
Dosen Pembimbing Anggota : Fuat Albayumi, SIP., M.A | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.publisher | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik | en_US |
dc.subject | Keputusan European Union | en_US |
dc.subject | Kebijakan REPowerEU | en_US |
dc.title | Keputusan European Union Menerapkan Kebijakan REPowerEU pada Tahun 2022 | en_US |
dc.type | Skripsi | en_US |
dc.identifier.prodi | Ilmu Hubungan Internasional | en_US |
dc.identifier.pembimbing1 | Suyani Indriastuti, S.Sos.,M.Si., Ph.D | en_US |
dc.identifier.pembimbing2 | Fuat Albayumi, SIP., M.A | en_US |
dc.identifier.validator | Kacung- 25 Januari,2024 | en_US |