dc.description.abstract | Luka merupakan kerusakan struktur anatomi dan fisiologi normal tubuh yang
menimbulkan rasa sakit akibat rusaknya jaringan sehingga berdampak pada
gangguan fisik, emosional, serta tidak terhindarkan yang dapat mempengaruhi
kualitas hidup seseorang. Inflamasi yang terjadi akibat luka akan membuat sistem
imun melepaskan neutrofil yang mengaktivasi protease sehingga mengakibatkan
kerusakan jaringan. Peningkatan kadar protease pada kondisi peradangan
berkepanjangan akan memperlama proses penyembuhan luka. Oleh karena itu
dibutuhkan pengembangan konsep percepatan penyembuhan luka agar proses
pemulihan dapat terjadi lebih cepat. Obat yang berasal dari protein terapeutik
menjadi pengobatan potensial yang telah banyak dikembangkan untuk mengobati
berbagai indikasi klinis seperti kanker, kelainan genetik, serta peradangan.
SLPI merupakan protein yang memiliki fungsi utama menghambat aktivitas
enzim protease seperti enzim kimotripsin sehingga dapat melindungi jaringan dari
degradasi yang disebabkan oleh pelepasan enzim proteolitik. Pengembangan proses
percepatan penyembuhan luka dapat dicapai dengan cara mengembangkan kandidat
obat dari protein terapeutik yang memiliki aktivitas penghambatan protease. Protein
SLPI rekombinan merupakan protein terapeutik yang memiliki potensi untuk
dikembangkan sebagai aplikasi di bidang medis sebagai agen percepatan
penyembuhan luka. Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yaitu konstruksi
plasmid rekombinan pET32b SLPI yang disubkloning dalam pET32b SLPI E. coli
TOP10 kemudian ditransformasi dalam E. coli BL21. Ekspresi protein SLPI
rekombinan diinduksi menggunakan IPTG 0,5 mM dengan suhu inkubasi 30 °C
yang telah dioptimasi. Pada penelitian ini, protein SLPI rekombinan berhasil
dilakukan purifikasi menggunakan kromatografi afinitas Ni-NTA dengan kenaikan
gradien konsentrasi elusi imidazol. Hasil purifikasi dikarakterisasi dengan elektroforesis SDS PAGE lalu dilakukan pengukuran kadar protein total
menggunakan Metode Bradford dan pengukuran kadar protein pita target SLPI SDS
PAGE BSA. Hasil purifikasi fraksi elusi 5 dan 6 dilakukan uji aktivitas
penghambatan protease terhadap enzim kimotripsin pada media skim milk agar.
Berdasarkan hasil penelitian, pengukuran pita protein SLPI rekombinan
target memiliki berat 29,095 kDa. Induksi protein SLPI rekombinan menggunakan
IPTG 0,5 mM dengan suhu inkubasi 30 °C menghasilkan protein SLPI terlarut
dengan area (AUC) sebesar 7795,953 mm2
. Hasil pengukuran area selaras dengan
konsentrasi protein, semakin besar area yang dihasilkan maka semakin besar pula
konsentrasi protein. Protein SLPI hasil purifikasi fraksi elusi 4 menghasilkan pita
protein tunggal berukuran ~29 kDa lalu dilakukan pengukuran kadar protein total
Metode Bradford memiliki kadar 663,667 µg/mL, sementara pengukuran kadar
protein pada pita target SLPI melalui metode SDS PAGE BSA menunjukkan kadar
433,200 µg/mL. Perbedaan konsentrasi pada 2 metode disebabkan karena Metode
Bradford merupakan metode untuk mengukur kadar protein total dalam larutan
sementara SDS PAGE BSA merupakan pengukuran kadar pada pita protein target
yang diduga protein SLPI rekombinan.
Uji aktivitas penghambatan protease dari protein SLPI rekombinan hasil
fraksi elusi 4 dalam media skim milk agar terhadap kimotripsin menunjukkan tidak
ada zona bening yang terbentuk dibandingkan dengan kontrol negatif 4,3 ± 0,001
mm. Hasil fraksi elusi 5 menunjukkan pengukuran zona hambat 3,6 ± 0,047 mm
dibandingkan dengan kontrol negatif 4,5 ± 0,015 mm. Berdasarkan hasil
elektroforesis SDS PAGE hasil purifikasi dan pengukuran kadar protein SLPI
rekombinan, konsentrasi protein SLPI rekombinan sebanding dengan aktivitas
penghambatan protease yang dimilikinya, semakin besar konsentrasi protein maka
aktivitas penghambatan terhadap protease akan semakin besar. Protein SLPI
rekombinan hasil purifikasi perlu dilakukan analisis lebih lanjut dengan western
blot dan uji aktivitas in vitro menggunakan substrat dan enzim spesifik yaitu enzim
elastase dan substrat NPN (N-suc-ala-L-ala-L-pro-L-phe-4-nitroanilide). | en_US |