Hubungan antara Status Gizi dan Profil Lipid dengan Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 (Studi di Puskesmas Kaliwates Kabupaten Jember)

Abstract

World Health Organization (WHO) tahun 2010 melaporkan bahwa diabetes melitus menduduki peringkat ke-6 sebagai penyebab kematian. Pada tahun 2019, prevalensi DM di Indonesia adalah 10,7%. Jawa timur menempati posisi ke-5 dengan prevalensi 2,6% dan Jember posisi ke-6 di Jawa Timur dengan 35.951 penderita. Kecamatan Kaliwates menempati posisi pertama dengan jumlah obesitas terbanyak, yakni 12.330 penderita dan menempati urutan ke tiga di Kabupaten Jember dengan penderita DMT2 sebanyak 1.720 orang. Secara klinis, DMT2 muncul ketika tubuh tidak lagi mampu memproduksi cukup insulin untuk mengimbangi peningkatan resistensi insulin. Status gizi memiliki hubungan terhadap kejadian DMT2. Seseorang dengan nilai IMT tinggi (gemuk) memiliki risiko tujuh kali lebih besar mengalami diabetes dibandingkan dengan orang yang berat badan sehat. Status gizi seseorang dapat mempengaruhi kadar lipid. Gangguan metabolisme lipid ditandai dengan peningkatan atau penurunan fraksi lipid. Kelainan fraksi lipid yang utama meliputi kenaikan kolesterol total, trigliserida, LDL, dan penurunan HDL. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara status gizi dan profil lipid dengan kejadian DMT2 di Puskesmas Kaliwates Kabupaten Jember. Penelitian ini bersifat analitik observasional dengan desain cross-sectional. Uji statistik yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji chi-square dan odds ratio. Sasaran dari penelitian ini adalah peserta prolanis Puskesmas Kaliwates dengan jumlah total sampling penelitian sebanyak 79 orang. Hasil dari penelitian ini didapatkan sebagian besar peserta adalah perempuan sebanyak 55 orang (69,6%) dengan rerata kelompok usia adalah lansia baik lansia awal maupun akhir sebanyak 73 orang (92,4%) dan 38 orang (48,1%) diantaranya memiliki gizi lebih. Sebagian besar peserta memiliki kadar kolesterol total ≥ 200 mg/dL sebanyak 67 peserta (84,8%), 48 peserta (60,7%) memiliki kadar trigliserida ≥ 150 mg/dL, 45 peserta (56,9%) memiliki kadar HDL tidak normal dan 62 peserta (78,4%) memiliki kadar LDL ≥ 100 mg/dL. Untuk uji statistik didapatkan hasil terdapat hubungan antara status gizi dengan kejadian DMT2 pada peserta prolanis Puskesmas Kaliwates yang signifikan dengan nilai p sebesar 0,004 dan nilai OR sebesar 2,089. Terdapat hubungan antara kadar kolesterol total dengan kejadian DMT2 pada peserta prolanis Puskesmas Kaliwates yang signifikan dengan nilai p sebesar 0,010 dan nilai OR sebesar 1,693. Terdapat hubungan antara kadar trigliserida dengan kejadian DMT2 pada peserta prolanis Puskesmas Kaliwates yang signifikan dengan nilai p sebesar 0,021 dan nilai OR sebesar 1,777. Terdapat hubungan antara kadar HDL dengan kejadian DMT2 pada peserta prolanis Puskesmas Kaliwates yang signifikan dengan nilai p sebesar 0,008 dan nilai OR sebesar 2,794. Terdapat hubungan antara kadar LDL dengan kejadian DMT2 pada peserta prolanis Puskesmas Kaliwates yang signifikan dengan nilai p sebesar 0,027 dan nilai OR sebesar 1,424. Saran untuk masyarakat agar menerapkan pola hidup sehat dan melakukan pemeriksaan kesehatan rutin serta melakukan pemeriksaan gula darah secara rutin dan berkesinambungan. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya melakukan penelitian dengan menggunakan metode longitudinal sehingga hasil yang didapatkan akan lebih respresentatif.