dc.description.abstract | Kecacingan merupakan penyakit infeksi akibat cacing parasit yang memiliki prevalensi cukup tinggi dan menimbulkan berbagai problem kesehatan. Infeksi dengan intensitas yang sangat tinggi dapat menyebabkan obstruksi usus yang perlu ditangani dengan pembedahan. Meskipun demikian, banyak masyarakat yang menyepelekan kecacingan. Hingga saat ini, penanganan kecacingan mengandalkan mengandalkan pengobatan dengan antelmintik seperti albendazole, mebendazole, dan pirantel pamoat. Namun, antelmintik tersebut memberikan efek samping yang kurang nyaman dan telah muncul kasus resistensi terhadap antelmintik tersebut. Solusi yang bisa dilakukan adalah penemuan molekul baru untuk pengobatan kecacingan yang dapat dilakukan dengan pendekatan etnofarmakologi. Etnofarmakologi merupakan eksplorasi interdisipliner agen aktif biologis yang secara tradisional digunakan atau diamati oleh masyarakat. Salah satu tanaman yang digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk mengobati kecacingan dan terangkum dalam buku Inventaris Tanaman Obat Indonesia (ITOI) dan Medicinal Herb Index in Indonesia (MHI) adalah Kibatalia arborea (Blume) G.Don. atau disebut kibenteli. K. arborea menunjukkan aktivitas antelmintik. Fraksi n-heksana daunnya diketahui mengandung terpenoid yang merupakan metabolit sekunder dengan berbagai aktivitas. Senyawa terpenoid yang terdapat pada daun K. arborea diduga berperan dalam aktivitas antelmintik tersebut Berdasarkan uraian sebelumnya, pada penelitian ini, dilakukan isolasi dan identifikasi senyawa terpenoid fraksi n-heksana daun Kibatalia arborea (Blume) G.Don. Pertama-tama, isolasi senyawa dilakukan dengan mengekstraksi daun K. arborea dengan metode maserasi menggunakan pelarut metanol. Ekstrak metanol selanjutnya dipartisi cair-cair dengan pelarut nonpolar yaitu n-heksana dengan tujuan untuk menarik senyawa terpenoid yang notabene memiliki sifat nonpolar. Fraksi n-heksana selanjutnya difraksinasi dengan kromatografi kolom teknik elusi gradien menggunakan pelarut n-heksana, diklorometana, dan etil asetat, dengan kenaikan gradien 25%. Fraksi hasil pemisahan kromatografi kolom dikelompokkan menjadi beberapa subfraksi dengan dasar kemiripan pola noda hasil kromatografi lapis tipis (KLT) analitik dengan penampak noda vanillin-H2SO4. Subfraksi selanjutnya diisolasi atau dimurnikan menggunakan metode KLT preparatif hingga didapatkan isolate. Isolat selanjutnya diidentifikasi dengan menganalisis spektra yang didapat dari instrumen Gas Chromatography-Mass Spectroscopy (GC-MS) dan Nuclear Magnetic Resonance (NMR). Diperoleh lima belas subfraksi hasil kromatografi kolom. Subfraksi KIB6 selanjutnya dimurnikan dan didapatkan delapan isolat. Isolat KIB6_N5 merupakan isolat yang memberikan warna ungu paling intens saat diberi pewarnaan dengan vanillin- H2SO4 dan memiliki bobot terbanyak sehingga diprioritaskan untuk dianalisis menggunakan GC-MS dan NMR. Berdasarkan hasil analisis spektrum massa, KIB6_N5 diduga kuat (kemiripan 86%) merupakan senyawa bis(2-ethylhexyl) phthalate atau BEHP dengan berat nyata 390 amu. Fragmen ion yang khas dari senyawa BEHP memiliki intensitas yang relatif tinggi pada nilai m/z 279, 167, 149, dan 57 dengan base peak pada m/z 149. Pada analisis spektra NMR, muncul 12 sinyal pada spektrum 13C-NMR dan 10 sinyal pada spektrum 13C-NMR. Jumlah sinyal pada spektrum 1H-NMR dan 13C-NMR menunjukkan adanya bidang/pusat simetri pada struktur senyawa BEHP. Muncul dua sinyal pada daerah proton yang terikat pada cincin benzena, tepatnya pada δ 7,52 – 7,54 ppm dan δ 7,70 – 7,72 ppm. Selain itu, muncul sinyal-sinyal lainnya yang mengindikasikan bahwa isolat KIB6_N5 memiliki gugus ester, dua karbon primer, tiga karbon sekunder, dan satu karbon tersier pada rantai alifatiknya. Selain itu, spektra NMR dibandingkan dengan spektra pada literatur. Hasil menunjukkan spektra KIB6_N5 memiliki pergeseran kimia yang serupa dengan literatur dengan selisih tidak lebih dari 2 ppm. Hasil analisis spektra massa dan NMR, dapat disimpulkan bahwa isolat KIB6_N5 memiliki struktur BEHP dengan berat nyata 390 amu dan rumus molekul C24H38O4. | en_US |