Show simple item record

dc.contributor.authorMA`RUFA, Citra Annisaul
dc.date.accessioned2023-12-04T22:02:05Z
dc.date.available2023-12-04T22:02:05Z
dc.date.issued2023-06-12
dc.identifier.nim170910302077en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/118926
dc.descriptionvalidasi_repo_firli_november_2023_02; Finalisasi oleh Taufik Tgl.5 Desember 2023en_US
dc.description.abstractKeberadaan kerajinan bambu yang ada di Indonesia telah ada sejak lama dan terus berkembang hingga saat ini. Produk kerajinan bambu tidak hanya dimanfaatkan untuk kebutuhan peralatan rumah tangga tetapi juga dimanfaatkan untuk kebutuhan interior maupun barang serba guna lainnya. Berbagai daerah di Indonesia yang cukup terkenal dengan produk kerajinan bambu antara lain seperti Tasikmalaya, Garut, Bantul, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Pacitan, Magetan, Lamongan, Malang, Tulungagung, dan Banyuwangi. Kabupaten Banyuwangi menjadi salah satu daerah dengan penghasil produk kerajinan bambu yang telah berkembang dalam kurun waktu cukup lama. Daerah yang ada di Kabupaten Banyuwangi yang mengembangkan produk kerajinan bambu sejak dahulu sampai saat ini adalah Desa Gintangan. Desa Gintangan merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Blimbingsari Kabupaten Banyuwangi. Pembuatan produk kerajinan bambu di Desa Gintangan telah muncul sejak lama mulai dalam bentuk produk yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari hingga bentuk yang lebih modern. Bentuk produk kerajinan bambu yang dibuat oleh pengrajin Desa Gintangan mulanya seperti welasah, kukusan, ereg, tenong. Awal mula produk kerajinan bambu tersebut muncul akibat ditekuni oleh masyarakat Gintangan tepatnya dimulai dari Bapak Asir, Bapak Waras, Bapak Asura, dan Bapak Rawuh sekitar tahun 1970 yang mulanya membuat produk kerajinan bambu yang berbentuk barang keperluan sehari-hari menjadi berkembang dengan bentuk yang beragam. Menurut data profil Desa Gintangan, Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi tahun 2023 terdapat kurang lebih 230 orang masyarakat Desa Gintangan yang bekerja sebagai pengrajin bambu. Dan melalui observasi langsung di Desa Gintangan terdapat tiga home industry kerajinan bambu dan telah muncul dalam kurun waktu yang cukup lama yang diantaranya adalah UD Widya Handicraft, Cindy Ayu Handicraft, dan UD Karya Nyata. Masing-masing home industry tersebut dibantu oleh pekerja yang mayoritas adalah ibu rumah tangga untuk memproduksi kerajinan bambu. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan kerajinan sendiri adalah bambu apus yang seringkali di dapatkan di Daerah Kecamatan Genteng dan Daerah Kecamatan Sempu. Sebagai desa yang terkenal akan produk kerajinan bambu, Pemerintah Desa Gintangan mengadakan sebuah acara tahunan yakni Bambu Festival yang mana puncak dari acara tersebut adalah sebuah karnaval dengan menggunakan busana yang terbuat dari bambu. Selain itu, sebagai bentuk peringatan adanya acara Bambu Festival dan sebagai tanda bahwa di desa tersebut merupakan sentra produk kerajinan bambu, Pemerintah Desa Gintangan memberikan tanda berupa tulisan “Gintangan Desa Kerajinan” yang terdapat di persimpangan jalan utama. Karena potensi yang dimiliki oleh Desa Gintangan tersebut membuat Desa Gintangan dikenal sebagai desa kerajinan hingga saat ini. Oleh karena itu, peneliti memilih untuk meneliti tentang “Praktik Pengrajin Home Industry Desa Gintangan Dalam Mempertahankan Identitas Desa Kerajinan Bambu”. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana praktik pengrajin home industry Desa Gintangan dalam mempertahankan identitas desa kerajinan?. Sementara itu, penelitian ini memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui, menjelaskan, dan menganalisis praktik pengrajin home industry Desa Gintangan dalam mempertahankan identitas yang dimiliki yaitu sebagai desa kerajinan bambu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi untuk meneliti lebih jauh terkait dengan pengrajin home industry Desa Gintangan. Sedangkan, teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori praktik yang dikemukakan oleh Pierre Bourdieu. Melalui teori tersebut dijelaskan bahwa dalam suatu praktik yang dilakukan oleh seorang individu terdapat sebuah habitus, ranah, serta modal yang dimiliki. Melalui adanya habitus, ranah, serta modal yang dimiliki oleh pengrajin home industry Desa Gintangan membuktikan adanya suatu praktik pengrajin home industry Desa Gintangan dalam mempertahakan identitas desa kerajinan. Praktik yang dilakukan tersebut diantaranya adalah menggeluti sebuah usaha home industry kerajinan bambu, memberdayakan masyarakat desa gintangan sebagai pekerja pengrajin bambu, memperkenalkan identitas desa gintangan melalui pelatihan pembuatan kerajinan bambu diluar Desa Gintangan, ikut serta dalam Bambu Festival dan pameran untuk memperkenalkan produk kerajinan bambu.en_US
dc.description.sponsorshipDosen Pembimbing Utama : Drs. Joko Mulyono, M.Si Dosen Pembimbing Anggota : Jati Arifiyanti, S.Sos., MAen_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherIlmu Sosial Dan Ilmu Politiken_US
dc.subjectBAMBOO CRAFTSMENen_US
dc.subjectHOME INDUSTRYen_US
dc.subjectSOSIOLOGI PRAKTIKen_US
dc.titlePraktik Pengrajin Home Industry Desa Gintangan dalam Mempertahankan Identitas Desa Kerajinan Bambuen_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiSosiologien_US
dc.identifier.pembimbing1Drs. Joko Mulyono, M.Sien_US
dc.identifier.pembimbing2Jati Arifiyanti, S.Sos., MAen_US
dc.identifier.validatorvalidasi_repo_firli_november_2023_02en_US
dc.identifier.finalizationTaufiken_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record