dc.description.abstract | Keringat dihasilkan oleh kelenjar keringat (glandula sudorifera) yang terdapat
pada lapisan dermis. Keringat dialirkan melalui saluran kelenjar keringat dan
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui pori-pori. Keringat yang keluar dari tubuh
mengadung beberapa elektrolit makro terutama natrium (Na
+
). Selain itu keringat
juga mengandung sisa metabolisme seperti asam laktat.
Pengukuran metabolit dalam keringat dapat merefleksikan proses biokimia
di jaringan dan memberikan penandaan kelangsungan hidup jaringan. Pengukuran
metabolit dengan sampel keringat lebih ramah dan aman terhadap subjek atau pasien
dari pada menggunakan sampel darah. Pengkuruan tersebut tidak perlu mengambil
darah dari subjek yang dapat mengakibatkan rasa sakit dan tekanan mental serta
menyebabkan terjadinya resiko infeksi. Monitoring kondisi fisik menggunakan
keringat juga mempunyai keuntungan tidak adanya gangguan dan mudah digunakan.
Untuk mengetahui kondisi fisik tersebut diupayakan suatu teknologi yang
sesuai, salah satunya adalah pengembangan koyo pintar untuk deteksi keringat yang
dapat dipakai setiap saat, cepat, dan mudah penggunaannya dengan harga terjangkau.
Penggunaan sediaan pacth seperti koyo relatif tidak ada gangguan dan praktis. Saat
ini, instrumen laboratorium menyediakan pengukuran kuantitatif sampel biologis
dengan biaya yang cukup mahal dan membutuhkan tenaga ahli serta membutuhkan
volume sampel biologis yang cukup banyak, sehingga sangat diperlukan suatu bentuk
alternatif pengujian cairan biologis yang menggunakan sedikit volume sampel dan
biaya tidak mahal untuk digunakan secara luas. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa chip pada koyo pintar menggunakan
bahan kaos katun. Teknik pembuatannya dengan cetak cap batik yang terbuat dari
kuningan, serta menggunakan lilin atau malam batik untuk membuat pola. Kondisi
optimum chip meliputi: volume sampel optimum 7µL; reagen deteksi asam laktat
adalah Kompleks Besi (III)- Tris (1,10 Phenantrolin) 1000 ppm, reagen deteksi
natrium adalah kalium kromat 5% dengan perak nitrat 10000 ppm, sedangkan reagen
pH adalah kloro fenol merah 2000 ppm.
Karakterisasi chip deteksi asam laktat mempunyai daerah kerja 105 ppm – 1050
ppm dengan nilai r
=
0,9972, sensitive dengan nilai batas deteksi (LOD) sebesar 45,73
ppm dan batas kuantitasi (LOQ) chip sebesar 152,44 ppm, Presis dengan nilai RSD-
nya < 2% yaitu 0,79%, selektif terhadap interferensi larutan urea, dan akurat dengan
nilai % recovery sebesar 99,83-102,67%. Kemudian karakterisasi chip deteksi
natrium mempunyai daerah kerja 900 ppm – 3000 ppm dengan nilai r
=
0,9988,
sensitive dengan nilai batas deteksi (LOD) sebesar 56,46 ppm dan batas kuantitasi
(LOQ) chip sebesar 188,21 ppm, presis dimana nilai RSD-nya < 2% yaitu 0,89%,
selektif terhadap interferensi larutan urea, akurat dengan nilai % recovery sebesar
99,67-101,65%. Sedangkan karakterisasi chip deteksi pH mempunyai daerah kerja
pada pH 4-7 dengan nilai r
=
0,9971, dan presis dimana nilai RSD-nya < 2% yaitu
0,97%. Hasil pengamatan dengan menggunakan chip dibandingkan dengan alat lain
Ho diterima bahwa tidak ada perbedaan hasil yang bermakana dari dua metode yang
digunakan, karena nilai signifikansi (α) dari ketiganya > 0,05, asam laktat signifikansi
(α) sebesar 0,375, natrium sebesar 0,063, dan pH sebesar 0,375. | en_US |