PENENTUAN ALTERNATIF STRATEGI PEMASARAN BERBASIS MATRIK BOSTON CONSULTING GROUP (BCG) PADA PERUSAHAAN BERAS (PB) SUKORENO MAKMUR KALISAT JEMBER
Abstract
Penelitian ini membahas tentang Penentuan Strategi Pemasaran Berdasarkan Matriks Boston Consulting Group Pada PB. Sukoreno Makmur Kalisat Jember yang bertujuan untuk menganalisis tingkat pertumbuhan pasar, pangsa pasar relatif, pangsa pasar dan untuk memetakan produk dalam matriks Boston Consulting Group dan menentukan alternatif strategi yang tepat bagi PB. Sukoreno Makmur Kalisat Jember pada tahun 2008.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data penjualan jenis beras PB. Sukoreno Makmur Kalisat jember dan data permintaan industri beras di Kabupaten Jember dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2007. penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Sedangkan metode analisisnya menggunakan Matriks Boston Consulting Group yang bertujuan untuk memetakan setiap jenis merk beras yang dimiliki oleh PB. Sukoreno Makmur Kalisat Jember. Sehingga dengan mengetahui posisi tiap merk, perusahaan dapat menentukan strategi yang sesuai untuk kemajuan perusahaan. Dalam operasionalnya matriks inimemiliki dua sumbu dan terdiri dari empat sel. Kedua sumbu tersebut adalah sumbu vertikal dan sumbu horisontal. Sumbu vertikal menggambarkan Tingkat Pertumbuhan Pasar yang merupakan proksi daya tarik industri. Sedangkan sumbu horisontal menggambarkan besarnya Pangsa Pasar Relatif yang dimiliki oleh masing-masing unit usaha strategi. Empat sel tersebut adalah sel bersimbol Tanda Tanya (Question), simbol Bintang (Star), simbol Rupiah (Cash Cow), dan symbol Anjing (Dog).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan matriks Boston Consulting Group pada PB. Sukoreno Makmur Kalisat Jember dapat disimpulkan posisi merk Lonceng dan Nikienak berada pada posisi Sapi Peras (Cash Cow) sehingga strategi yang dianjurkan untuk unit usaha tersebut adalah memanen dan mempertahankannya, sedangkan pada merk Jagung berada pada posisi Anjing (Dog) yang mengalami penurunan laba, akan tetapi perusahaan tidak akan mengurangi unit usaha tersebut melainkan tetap mempertahankannya sampai laba yang diperoleh stabil kembali. Dana yang lebih akan digunakan untuk menutupi kekurangan unit usaha yang mengalami penurunan laba.