dc.description.abstract | Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan keadaan
hiperglikemia dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan
berdasarkan kelainan sekresi insulin yang tidak mencukupi, resistensi insulin atau
keduanya. Prevalensi DM di Indonesia meningkat lebih cepat yaitu sebesar 2,6% pada
tahun 2018 jika dibandingkan dengan tahun 2013. Penderita DM tipe 2 memiliki persentase
tertinggi sejumlah 90% dari total penderita DM. Salah satu pendekatan terapi untuk
mengobati diabetes melitus yaitu melalui penghambatan pada enzim α‑amilase dan
α‑glukosidase. Salah satu terapi obat sintetik DM yang berkerja sebagai inhibitor α‑amilase
dan α‑glukosidase yaitu akarbosa. Bahan alam yang dapat dikembangkan potensinya
sebagai antidiabetes yaitu ekstrak etanol sayur pakis, sintrong dan boboan. Senyawa
golongan flavonoid diketahui dapat menghambat aktivitas dari enzim α-amilase.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui aktivitas penghambatan ekstrak
etanol sayur pakis, sintrong dan boboan terhadap enzim α- amilase dan mengetahui
perbandingan aktivitasnya dengan akarbosa sebagai kontrol positif. Jenis penelitian ini
adalah true experimental laboratories yang dilakukan di Laboratorium Farmakologi dan
Laboratorium Kimia Fakultas Farmasi Universitas Jember. Sampel sayur pakis, sintrong
dan boboan yang digunakan diperoleh dari daerah Kecamatan Sumbersari, Jember.
Ekstraksi dilakukan dengan menggabungkan metode Ultrasonic-Assisted Extraction
(UAE) dan maserasi dengan rendemen ekstrak sayur pakis, sintrong, dan boboan masingmasing sebesar 10,559%; 12,283%; 11,852%. Pengujian secara in vitro dilakukan
menggunakan prinsip kolorimetri yang dibaca pada ELISA reader. Absorbansi dibaca pada
panjang gelombang 540 nm.
Hasil uji aktivitas penghambatan enzim α-amilase oleh ekstrak etanol sayur pakis,
sintrong,dan boboan memiliki rata - rata nilai IC50 masing-masing sebesar 576,875 ±
12,791; 575,101 ± 14,681; dan 665,855 ± 20,278 μg/mL. Sedangkan nilai IC50 pada kontrol
positif akarbosa sebesar 72,626 ± 0,925 μg/mL. Dari nilai IC50 yang diperoleh aktivitas
inhibitor enzim α-amilase ekstrak etanol sayur pakis, sintrong, dan boboan lebih lemah
dibandingkan kontrol positif akarbosa. Perbedaan kekuatan masing-masing ekstrak sampel
dapat disebabkan perbedaan kandungan senyawanya dan kadar senyawa yang terkandung.
Beberapa senyawa yang terkandung dalam ketiga ekstrak yang berperan sebagai inhibitor
enzim α- amilase yaitu kuersetin. Hasil uji statistik one way ANOVA menunjukkan nilai
IC50 ekstrak berbeda secara signifikan (p<0,05) bila dibandingkan dengan akarbosa. Uji
lanjutan LSD menunjukkan ekstrak sayur boboan memiliki aktivitas penghambatan paling
lemah terhadap enzim α-amilase, sedangkan sayur sintrong dan pakis memiliki aktivitas
yang kurang lebih sama. Berdasarkan uraian di atas, ketiga ekstrak pada uji in vitro
diketahui memiliki aktivitas penghambatan terhadap enzim α-amilase sehingga berpotensi
dikembangkan sebagai terapi alternatif penderita penyakit DM khususnya tipe 2. | en_US |