ISOLASI MIKROBA DARI TANAH AMPAS TEBU DAN KARAKTERISASI ENZIM DEKSTRANASE YANG DIHASILKANNYA
Abstract
Dewasa  ini  industri  enzim  telah  berkembang  pesat  dan  menempati  posisi 
penting  dalam  bidang  industri.  Berkembangnya  berbagai  teknologi  pada  industri 
biologi (bioindustri) yang menggunakan enzim, dengan sendirinya akan memerlukan 
berbagai  jenis  enzim  dengan  spesifikasinya  masing-  masing.  Dekstranase  adalah 
enzim yang dapat menghidrolisis ikatan (1,6) α glikosida pada polisakarida dekstran. 
Dekstranase mempunyai banyak peranan dalam industri gula dan bidang kesehatan. 
  Mengingat  peranan  dekstranase  bidang  industri,  maka  perlu  dilakukan 
penelitian  untuk  pengembangan  produksi  dan  karakterisasi  enzim  dekstranase. 
Karakteristik  enzim  penting  untuk  menentukan  aktivitas  hidrolisis  optimal  sehingga 
dapat  diaplikasikan  secara  komersil  dalam  bidang  industri  dan  kesehatan. 
Dekstranase  dapat  diperoleh  dari  beberapa  golongan  mikroba,  jaringan  hewan  dan 
manusia, dan dalam sampel tanah. Pada penelitian ini dilakukan isolasi mikroba dari 
tanah  ampas  tebu  dan  karakterisasi  enzim  dekstranase  yang  dihasilkannya.  Tanah 
ampas  tebu  merupakan  tanah  yang  diambil  dari  bawah  tumpukan  ampas  tebu  hasil 
samping pengolahan pabrik gula. Tahap penelitian yang dilakukan adalah : (1) isolasi 
mikroba lokal penghasil enzim dektranase dari tanah ampas tebu ; (2) ekstraksi enzim 
dekstranase  dari  isolat  mikroba  lokal  yang  telah  diperoleh  dengan  cara  sentrifugasi 
dan  presipitasi;  (3)  Karakterisasi  enzim  dekstranase  (penentuan  suhu  dan  pH 
optimum,  pengukuran  Vmaks  dan  Km)(4)  Pengukuran  kandungan  protein 
menggunakan Bradford; (5) Pemisahan jenis enzim dekstranase menggunakan native 
page dengan zimografi sebagai pembanding. Dari  hasil  penelitian  dapat  diketahui  bahwa  isolat  mikroba  tanah  ampas  tebu 
(TAT) menghasilkan enzim dekstranase. Adanya  enzim dekstranase ditandai dengan 
terbentuknya zona “Halo” yang diperoleh dengan menumbuhkan bakteri pada media 
blue  dekxtran.  Penambahan  presipitan  menggunakan  etanol  terhadap  enzim 
dekstranase  TAT  dengan  perbandingan  (1:1)  (v/v)  menghasilkan  aktivitas  tertinggi 
yaitu  sebesar  14,08  UD/jam/ml.  Untuk  menentukan  suhu  dan  pH  optimum  aktivitas 
enzim  dekstranase,  dilakukan  pengukuran  aktivitas  menggunakan  metode  blue 
dextran sebagai substrat spesifiknya. Aktivitas terbesar yaitu pada suhu 30⁰C dan pH 
7 yaitu sebesar 11,04 UD/jam/ml dekstranase.  
Untuk  mengetahui  kinetika  enzim  dekstranase  TAT  dilakukan  uji  aktivitas 
dekstranase  yang direaksikan dengan substrat dekstran T2000 pada konsentrasi yang 
berbeda yaitu mulai 0,05 μM - 0.5 μM  interval 0,05 μM. Aktivitas enzim dekstranase 
naik sampai konsentrasi substrat 0,15 μM yaitu 1,1537 UD/jam/ml konstan sampai 
konsentrasi substrat 0,2 μM. Kemudian naik lagi hingga pada konsentrasi 0,5 μM. 
Hasil transformasi ke Grafik Linewaever-Burk didapatkan nilai Km sebesar  0.6272 µM dan 
Vmaks sebesar 0.4548 µM /jam. Semakin kecil nilai Km suatu enzim, maka semakin 
tinggi  afinitasnya  terhadap  substrat.  Sehingga  semakin  rendah  konsentrasi  substrat 
yang diperlukan untuk mencapai kecepatan reaksi maksimum.  
Berdasarkan hasil analisis dengan native page (N-PAGE) terdapat lebih dari 4 
pita-  pita  protein  yang  tampak  pada  gel  poliakrilamid  10%.  Kemudian  pita-  pita 
protein  tersebut  dikelompokkan  menjadi  4  fraksi  yang  memiliki  aktivitas 
menghidrolisis blue dextran setelah dibandingkan dengan zimogram.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1575]
