dc.contributor.author | PUTRI, Waulida Zakiyul Ramadha | |
dc.date.accessioned | 2023-10-24T07:01:58Z | |
dc.date.available | 2023-10-24T07:01:58Z | |
dc.date.issued | 2023-02-28 | |
dc.identifier.nim | 192010101158 | en_US |
dc.identifier.uri | https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/118462 | |
dc.description | Finalisasi oleh Taufik Tgl 24 Oktober 2023 | en_US |
dc.description.abstract | Prediabetes atau borderline prediabetes sebagai kondisi dimana kadar
glukosa di atas normal, namun belum mencukupi untuk dikategorikan pada kriteria
diabetes mellitus. Kondisi seseorang dikatakan prediabetes apabila kadar glukosa
darah puasa diantara 100-125 mg/dL atau yang disebut
glukosa puasa terganggu (GPT) dan pemeriksaan kadar gula darah 2 jam
postprandial (GD2PP) pada rentang 140-199 mg/dL yang disebut toleransi glukosa
terganggu (TGT) atau keadaan apabila keduanya terganggu yang
disebut homeostatis glukosa terganggu atau HGT. Menurut American Diabetes
Association, 70% individu dengan prediabetes pada akhirnya akan berkembang
menjadi diabetes. Risiko seseorang yang mengalami prediabetes akan meningkat
menjadi dua sampai sepuluh kali lipat menjadi diabetes dibanding seseorang yang
memiliki kadar gula normal atau normoglikemia. Prediabetes sangat berbahaya
apabila tidak dikontrol dengan baik karena tidak hanya berisiko menjadi diabetes
mellitus saja melainkan berisiko terhadap penyakit-penyakit lain seperti penyakit
kardiovaskular dan stroke. Salah satu faktor risiko seseorang dapat terkena
prediabetes ialah asupan makanan. Pola asupan makanan yang tidak seimbang
yakni mengandung tinggi kalori yang berasal dari makronutrien serta tidak
diimbangi dengan asupan serat menjadi risiko pola makan yang akan meningkatkan
kadar gula darah sehingga rentan terkena prediabetes. Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan
rancangan penelitian menggunakan design study cross sectional. Penelitian ini
dilakukan pada bulan Agustus sampai Desember 2022. Penelitian bertempat di
Desa Wringin Agung pada Kecamatan Jombang, serta Desa Sumber Agung pada
Kecamatan Sumberbaru, Kabupaten Jember. 64 sampel buruh tani dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling. Pola konsumsi makronutrien diukur
menggunakan kuisioner 24-hours food recall sedangkan prediabetes diukur dengan
tes glukosa darah puasa menggunakan GCU strip test.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak adanya korelasi antara asupan
makronutrien dengan kejadian prediabetes pada buruh tani. Berdasarkan
pengolahan data penelitian ini menunjukkan bahwa konsumsi karbohidrat
menunjukkan p value 0,4 yaitu p value >0,05 yang artinya korelasi tidak bermakna.
Konsumsi protein menunjukkan p value 0,3 yaitu p value >0,05 yang artinya
korelasi tidak bermakna, sedangkan konsumsi lemak menunjukkan p value 0,07
yaitu p value >0,05 yang artinya korelasi tidak bermakna. Pengolahan dalam
statistik menunjukkan memang tidak ada hubungan signifikan, namun dalam
penelitian ini menunjukkan bahwa seseorang yang mengonsumsi karbohidrat
berlebih meningkatkan faktor risiko seseorang terkena prediabetes menjadi 1,4 kali
lipat.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak adanya hubungan yang
signifikan antara kecukupan makronutrien dengan kejadian prediabetes pada buruh
tani di Desa Wringin Agung pada Kecamatan Jombang, serta Desa Sumber Agung
pada Kecamatan Sumberbaru, Kabupaten Jember. | en_US |
dc.description.sponsorship | Pembimbing Utama:Dr.dr.Hairrudin, M.Kes.
Pembimbing Anggota:dr.Yuli Hermansyah, Sp.PD | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.publisher | Kedokteran | en_US |
dc.subject | MAKRONUTRIEN | en_US |
dc.subject | PREDIABETES | en_US |
dc.title | Analisis Kecukupan Asupan Makronutrien dengan Kejadian Prediabetes pada Buruh Tani | en_US |
dc.type | Other | en_US |
dc.identifier.prodi | Pendidikan Dokter | en_US |
dc.identifier.pembimbing1 | Dr.dr.Hairrudin, M.Kes. | en_US |
dc.identifier.pembimbing2 | dr.Yuli Hermansyah, Sp.PD | en_US |
dc.identifier.validator | Taufik | en_US |
dc.identifier.finalization | Taufik | en_US |