dc.description.abstract | Konsep pembelajaran abad ke-21 adalah siswa menguasai dan mempunyai keterampilan belajar, salah satunya keterampilan kolaborasi. Keterampilan kolaborasi sangat diperlukan siswa dalam mengumpulkan fakta dan prinsip serta rangkaian proses penemuan terkait fenomena alam dalam pembelajaran IPA. Namun fakta di sekolah menyatakan keterampilan kolaborasi siswa masih rendah. Alasannya karena kurangnya kerja sama saat kerja kelompok, waktu diskusi digunakan siswa untuk bermain dan bercerita, pembagian tugas belum merata dan cenderung dikerjakan siswa pandai, serta masih perlunya motivasi dari guru agar siswa semangat dan minat belajar. Selain itu, penerapan pembelajaran yang monoton dan tidak student centered menyebabkan siswa berperan pasif selama kegiatan pembelajaran, hal ini juga menjadikan hasil belajar siswa rendah. Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menerapkan pembelajaran student centered yaitu model learning cycle 5E. Model learning cycle 5E termasuk pembelajaran bermakna yang melibatkan siswa sebagai pelaku utama pembelajaran dengan memberikan kesempatan siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri. Hal ini mampu melatih peran aktif siswa selama pembelajaran, kerjasama dan partisipasi aktif siswa selama kegiatan diskusi kelompok, meningkatkan motivasi belajar siswa, membantu siswa memahami konsep materi dan mengembangkan pengetahuan mereka sehingga akan menunjang hasil belajarnya.
Tujuan penelitian ini adalah (1) mengkaji pengaruh model learning cycle 5E terhadap keterampilan kolaborasi siswa SMP pada pembelajaran IPA, dan (2) mengkaji pengaruh model learning cycle 5E terhadap hasil belajar siswa SMP pada pembelajaran IPA. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis penelitian quasi-experimental dan desain penelitiannya posttest-only nonequivalent control group design. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Jember tahun ajaran 2022/2023 semester ganjil. Sampel dalam penelitian ini terdapat 2 kelas yaitu kelas VIII F sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII D sebagai kelas kontrol yang ditentukan dengan teknik purposive sampling. Pembelajaran kelas eksperimen menggunakan model learning cycle 5E, sedangkan kelas kontrol menggunakan pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru. Teknik pengumpulan data utama yaitu tes tulis (posttest) dan observasi, sedangkan teknik pengumpulan data pendukung yaitu wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji prasyarat normalitas dan homogenitas, serta uji hipotesis dengan uji-t berbantuan SPSS 25.
Hasil penelitian pada hipotesis pertama, independent sample t-test dari skor rata-rata keterampilan kolaborasi siswa menunjukkan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat perbedaan signifikan skor rata-rata keterampilan kolaborasi siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh signifikan model learning cycle 5E terhadap keterampilan kolaborasi siswa SMP pada pembelajaran IPA. Hasil penelitian pada hipotesis kedua, independent sample t-test dari nilai rata-rata hasil belajar siswa menunjukkan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat perbedaan signifikan nilai rata-rata hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dan kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa model learning cycle 5E berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa SMP pada pembelajaran IPA.
Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat ditarik kesimpulan yaitu (1) model learning cycle 5E berpengaruh signifikan terhadap keterampilan kolaborasi siswa SMP pada pembelajaran IPA, dan (2) model learning cycle 5E berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa SMP pada pembelajaran IPA. | en_US |