dc.description.abstract | Perawatan kulit bersifat penting untuk dilakukan karena dapat
mempengaruhi kenyamanan serta kepercayaan diri seseorang. Jerawat merupakan
masalah kesehatan yang paling banyak timbul di area wajah, dengan setidaknya 2
juta kasus di Indonesia setiap tahunnya. Masalah jerawat ini merupakan masalah
kesehatan yang lebih rentan terjadi pada orang dengan tipe kulit berminyak, karena
pada kulit wajah tipe orang tersebut terdapat lebih banyak komedo yang berpotensi
untuk mengalami infeksi oleh bakteri hingga mengalami peradangan. Kondisi
jerawat umumnya diatasi dengan menggunakan bahan kimia sintetis yang
terkandung pada produk skincare yang beredar di pasaran.
Produk skincare terdiri atas berbagai macam jenis, mulai dari sabun wajah,
hingga pelembab yang umumnya juga memiliki fokus untuk memperbaiki
permasalahan yang mengganggu di kulit wajah, yakni salah satunya adalah jerawat.
Apabila produk skincare yang dipilih berupa sabun wajah, maka penggunaannya
dapat meningkatkan dampak negatif pada lingkungan. Sedangkan, ketika produk
skincare yang dipilih untuk mengatasi permasalahan jerawat, maka penggunaannya
juga dapat meningkatkan efek ketergantungan bagi penggunanya. Oleh karena itu,
perlu dilakukan eksplorasi terkait dengan alternatif yang dapat dijadikan sebagai
pilihan selain dengan menggunakan produk skincare, yakni dengan menggunakan
bahan bahan alami, seperti ekstrak daun pepaya. Ekstrak daun pepaya dapat
menjadi pilihan karena pada daun dari tumbuhan pepaya ini terkandung beberapa
manfaat yang dapat digunakan untuk menekan infeksi bakteri.
Senyawa antimikroba yang terkandung dalam daun pepaya telah terbukti
memiliki kemampuan hambat bakteri yang sifatnya lebih kuat jika dibandingkan
dengan isolat alkaloid, maka perlu dilakukan pengujian terhadap bakteri penyebab
jerawat untuk mengetahui kemampuan hambatnya. Bakteri Staphylococcus
epidermidis merupakan salah satu bakteri bersifat patogen dan menjadi agen
penyebab jerawat yang banyak ditemukan keberadaannya pada kulit wajah
manusia. Sehingga, dalam konteks ini perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
menguji efektivitas yang dimiliki oleh ekstrak daun pepaya untuk menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis Proses pengujian bakteri dibagi menjadi 2, yakni uji daya hambat serta uji
KHM. Uji daya hambat maupun uji KHM dilakukan dengan menggunakan 7 jenis
perlakuan serta 4 kali pengulangan. Tahap yang perlu dilakukan sebelum
melakukan pengujian ekstrak terhadap bakteri adalah menyiapkan ekstrak daun
terlebih dahulu, yakni dengan melakukan proses ekstraksi. Metode ekstraksi yang
digunakan adalah metode maserasi dengan menggunakan pelarut etanol 70%,
dengan waktu perendaman selama 3x24 jam, serta pengadukan setiap 4 jam sekali.
Setelah itu, perlu dilakukan uji katalase untuk melihat adanya kandungan senyawa
metaboli sekunder dalam daun pepaya. Tahap selanjutnya adalah proses
peremajaan bakteri dalam media MSA, dilanjutkan dengan sterilisasi alat,
pembuatan serial konsentrasi, pembuatan suspense bakteri, ditutup dengan
melakukan uji KHM serta pengamatan pertumbuhan bakteri pada cawan petri.
Kemudian, seluruh data yang diperoleh dalam penelitian perlu dianalisis dengan
menggunakan SPSS, serta ditinjau kelayakannya untuk dijadikan sebagai media
poster.
Hasil penelitian yang diperoleh berupa data yang menunjukkan bahwa
ekstrak daun pepaya memiliki kemampuan menghambat bakteri penyebab jerawat
yang baik, yang dibuktikan dengan rendahnya nilai KHM dari ekstrak daun pepaya,
yakni sebesar ≥ 7% jika dibandingkan dengan ekstrak daun dari tumbuhan lainnya.
Setelah dilakukan analisis, terbukti pula bahwa ekstrak daun pepaya memiliki
pengaruh yang signifikan untuk menekan pertumbuhan bakteri Staphylococcus
epidermidis. Kondisi tersebut dapat terjadi karena adanya kandungan beberapa
kelompok senyawa metabolit sekunder dalam daun pepaya yang bersifat sebagai
antibakteri. Kandungan kelompok senyawa metabolit sekunder dengan jumlah
terbesar pada ekstrak daun pepaya adalah alkaloid, yang kemudian disusul dengan
kelompok senyawa lainnya seperti flavonoid, saponin, dan tannin. Hasil penelitian
ini perlu ditinjau kelayakannya untuk mengetahui kelayakannya untuk dijadikan
sebagai bahan bacaan oleh masyarakat. Maka, dilakukan uji validitas dari media
poster dengan melibatkan 4 orang validator. Pada uji validitas, media poster yang
disusun memperoleh rerata sebesar 84,77 yang tergolong dalam kategori sangat
layak untuk dijadikan sebagai bahan bacaan oleh masyarakat. | en_US |