dc.contributor.author | YAQIN, Moh. Ainul | |
dc.date.accessioned | 2023-10-11T01:17:52Z | |
dc.date.available | 2023-10-11T01:17:52Z | |
dc.date.issued | 2023-06-21 | |
dc.identifier.nim | 160910202061 | en_US |
dc.identifier.uri | https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/118220 | |
dc.description | validasi_repo_firli_oktober_2023_03 | en_US |
dc.description.abstract | BUMN sebagai pelaku ekonomi di Indonesia memiliki peran pada sistem
perekonomian nasional dalam menyediakan barang maupun jasa guna
mensejahterakan masyarakat. Undang-undang Republik Indonesia No. 19 Tahun
2003 menyatakan BUMN dalam menjalankan perannya masih belum optimal,
maka untuk mengoptimalkannya yaitu mengetahui perkembangan suatu
perusahaan melalui penilaian kinerja dengan menganalisis laporan keuangan
menggunakan rasio keuangan yang telah ditetapkan oleh KEPMEN. PT. Telkom
sebagai Badan Usaha Milik Negara sekaligus pemilik laba terbesar pada sektor
telekomunikasi di BEI selama tahun 2017 sampai 2021 memiliki permasalahan
pada Current Ratio, NPM dan ROE yang belum memenuhi standar BUMN.
Indikator tersebut dapat berdampak pada kinerja keuangan, sesuai dengan
pernyataan Munawir (2014) yang menyatakan bahwa kinerja keuangan yang baik
akan menghasilkan tingkat rasio yang meningkat dari periode ke periode. Hal
tersebut juga berbanding terbalik dengan KEPMEN yang mengaharuskan
perusahaan BUMN untuk menjalankan operasi usahanya secara efektif dan efisien
sehingga perusahaan perlu meninjau ulang kinerja keuangannya untuk mengetahui
tingkat kesehatan, prestasi maupun kelemahannya agar dapat mengambil
keputusan yang tepat untuk aktivitas kedepannya.
Rasio perputaran total aktiva pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk,
mengalami fluktuasi. Pada tahun 2017 nilai perputaran aktiva sebesar 64,6%
perusahaan mengalami penurunan atas usia penjualan atas total aktiva menjadi
48.1% pada tahun 2018 dan mengalami kenaikan pada tahun 2019 sebesar 47.7%,
dan turun pada tahun 2020 menjadi 55,2%, dan kembali turun pada tahun 2021
menjadi 51.6%. Salah satu penyebab dari menurunnya perputaran total aktiva ini
adalah membesarnya total aktiva, hal ini menandakan bahwa pihak manajemen
kurang optimal dalam mengelola seluruh aktiva perusahaannya. Jadi, kondisi
perusahaan bisa dikatakan kurang baik, karena jika semakin tinggi perputaran
yang diperoleh, maka semakin optimal perusahaan dalam mengelola seluruh
aktiva perusahaannya begitu pula sebaliknya. | en_US |
dc.description.sponsorship | Drs. Suhartono, M.P.
Yeni puspita, S.E.,M.E. | en_US |
dc.publisher | Fakultas Ilmu Sosial dan Imu Politik | en_US |
dc.subject | Komunikasi | en_US |
dc.subject | Jaringan | en_US |
dc.subject | Interkoneksi | en_US |
dc.subject | Kinerja Keuangan | en_US |
dc.title | Analisis Kinerja Keuangan PT Telekomunikasi Indonesia TBK periode 2017-2021 | en_US |
dc.type | Skripsi | en_US |
dc.identifier.prodi | Administrasi Bisnis | en_US |
dc.identifier.pembimbing1 | Drs. Suhartono, M.P. | en_US |
dc.identifier.pembimbing2 | Yeni Puspita, S.E.,M.E. | en_US |
dc.identifier.validator | validasi_repo_firli_oktober_2023_03 | en_US |
dc.identifier.finalization | 0a67b73d_2023_10_tanggal 11 | en_US |