Show simple item record

dc.contributor.authorPRAKOSO, Ifanggi Dwi
dc.date.accessioned2023-09-27T07:39:23Z
dc.date.available2023-09-27T07:39:23Z
dc.date.issued2023-06-27
dc.identifier.nim160210302006en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/118053
dc.description.abstractKebudayaan megalitik di Kecamatan Sumbermalang tersebar di 3 desa yaitu Desa Plalangan, Desa Tlogosari, Desa Baderan, dan Desa Tamansari. Dari data yang didapat dari hasil Kegiatan Dokumentasi dan Registrasi Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Timur tahun 1988 beserta hasil dari penelitian yang dilakukan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional tahun 1999, ditemukan adanya perbedaan data jumlah tinggalan kebudayaan megalitik. Perbedaan ini juga muncul ketika membandingkan data daftar cagar budaya Kabupaten Situbondo pada tahun 2018. Selain dari perbedaan data di atas, alasan lain penelitian ini dilakukan karena fokus penelitian sebelumnya meliputi dua desa, yaitu Desa Plalangan dan Desa Tlogosari. Kurangnya perhatian dari para pemangku kepentingan menyebabkan adanya perbedaan data dan berdampak pada kelestarian benda cagar budaya di Kabupaten Situbondo. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana karakteristik lingkungan fisik tinggalan arkeologis kebudayaan megalitik di Kecamatan Sumbermalang dan berapakah jumlah tinggalan-tinggalan arkeologis kebudayaan megalitik di Kecamatan Sumbermalang Situbondo ? Bagaimana sebarannya? (2) Apa sajakah jenis serta fungsi dari tinggalan-tinggalan arkeologis kebudayaan megalitik itu ? (3) Bagaimanakah konsepsi kepercayaan yang melandasi pembuatan kebudayaan megalitik di Sumbermalang Kabupaten Situbondo?. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menginventarisir tinggalan-tinggalan arkeologis kebudayaan megalitik Kecamatan Sumbermalang. Juga untuk menganalisis pola sebaran, jenis dan fungsi tinggalan arkeologis yang ditemukan, sekaligus merekonstruksi kehidupan masyarakat pendukung kebudayaan megalitik di Kecamatan Sumbermalang Kabupaten Situbondo. Metode penelitian yang digunakan adalah metode sejarah dengan tahapan sebagai berikut: (1) pengumpulan sumber (heuristik), (2) kritik, (3) interpretasi, (4) historiografi. Hasil dari pembahasan adalah sebagai berikut : (1) menurut data di lapang dan data yang sudah dimiliki oleh peneliti, tinggalan kebudayaan megalitik di Kecamatan Sumbermalang berada di daerah perbukitan dengan jumlah tinggalan 24, tersebar di 3 desa yaitu Desa Plalangan, Desa Tlogosari, dan Desa Baderan. Tipologi dari ke 24 tinggalan arkeologis kebudayaan megalitik sebanyak 7 jenis yaitu : punden berundak, sarkofagus, tinggalan diduga bilik batu, objek di duga menhir,lumpang batu, perigi batu dan monolit. Tinggalan arkeologis di Kecamatan Sumbermalang belum pernah di uji karbon, oleh karena itu tidak diketahui usia dari para tinggalan ini. (2) sistem kepercayaan yang dimiliki oleh masyarakat pendukung kebudayaan megalitik di Kecamatan Sumbermalang adalah anchestor-worship. Ada dua konsepsi dasar dari kepercayaan ini yang sesuai dengan tinggalan arkeologis kebudayaan megalitik di Kecamatan Sumbermalang. Pertama bahwa kematian tidak membawa perubahan besar terhadap martabat seseorang yang sudah mati. Kedua, bahwa roh nenek moyang/seseorang yang telah meninggal tidak lah lenyap di saat kematian itu datang, melainkan pergi ke dunia roh nenek moyang dan mereka tetap abadi. Konsepsi berdampak pada pembuatan wadah kubur, bekal kubur, serta arah hadap dari wadah kubur tersebut. (3) Tidak diketahui secara jelas terkait pola hunian dari masyarakat pendukung kebudayaan megalitik di Kecamatan Sumbermalang. Hal ini disebabkan tidak adanya temuan benda megalitik seperti landasan batu dan tidak adanya bekas dari bahan bangunan (kayu atau bambu). Namun mereka sudah mengenal pola hunian menetap dengan alasan bahwa mereka tidak akan tinggal jauh dari benda-benda megalitik yang mereka buat. Diakrenakan telah hidup menetap, mereka tentunya telah berhasil mengolah lahan di sekitar mereka. Hal Penemuan perigi batu dan lumpang batu menjadi bukti bahwa mereka masyarakat pertanian. Selain telah mengenal pola hunian menetap, sistem sosial-ekonomi dan budaya mereka kompleks. Selain telah mengenal diferensiasi sosial dan stratifikasi sosial. Mereka juga merupakan masyarakat yang memiliki semangat gotong royong yang tinggi. Dari pembahasan yang telah dijelaskan oleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa kebudayaan megalitik Kecamatan Sumbermalang Kabupaten Situbondo berjumlah 24 tinggalan dan memiliki 7 jenis kebudayaan megalitik berupa punden berundak, perigi batu, sarkofagus, objek diduga menhir, objek diduga bilik batu, lumpang batu, dan monolit. Kehidupan sosial-ekonomi dan budaya masyarakat pendukung kebudayaan megalitik Kecamatan Sumbermalang terbilang kompleks. Mereka telah mengenal pola hunian menetap, serta memiliki kepercayaan ancestor worship. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti berharap pihak-pihak terkait segera melakukan pendataan ulang terkait benda-benda cagar budaya di wilayah Kabupaten Situbondo. Serta adanya sanksi tegas terhadap para penggali liar yang telah merusak benda cagar budaya.en_US
dc.publisherFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikanen_US
dc.subjectKEBUDAYAANen_US
dc.subjectMEGALITIKen_US
dc.titleKebudayaan Megalitik Di Kecamatan Sumbermalang Kabupaten Situbondoen_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiPendidikan Sejarahen_US
dc.identifier.pembimbing1Drs. Kayan Swastika, M.Si.en_US
dc.identifier.pembimbing2Drs. Sumarjono, M.Si.en_US
dc.identifier.validatorTeddyen_US
dc.identifier.finalizationTeddyen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record