dc.description.abstract | Pada umumnya pembelajaran matematika di sekolah masih berpusat pada
guru dan siswa cenderung pasif dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil
wawancara dengan guru bidang studi matematika di SMP Negeri 2 Wuluhan
Jember diperoleh informasi bahwa siswa kurang aktif dalam pembelajaran
matematika. Akibatnya rata-rata hasil belajar siswa masih berada di bawah standar
Ketuntasan Minimal (SKM) yang ditetapkan. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengkaji pelaksanaan pembelajaran kontekstual , aktivitas siswa dan
ketuntasan hasil belajar siswa dengan penerapan pembelajaran kontekstual pada
materi aritmatika sosial. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII A Semester
Gasal SMP Negeri 2 Wuluhan Jember. Pengambilan data dimulai pada tanggal 1
Desember sampai 10 Desember.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Model skema yang
digunakan adalah model skema Hopkins dan dilaksanakan sebanyak dua siklus.
Berdasarkan model skema Hopkins maka dikembangkan desain penelitian
menggunakan prosedur kerja dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
Pada tiap akhir siklus diberikan tes akhir untuk mengetahui sejauh mana siswa
menguasai materi yang telah dipelajari. Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi, wawancara, tes dan
dokumentasi. Analisa data merupakan cara yang paling menentukan untuk
menyusun dan mengolah data yang terkumpul, sehingga dapat menghasilkan
suatu kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
viii
Pelaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi aritmatika sosial sesuai
dengan komponen kontekstual. Dalam penelitian ini siswa memberikan contoh
kegiatan jual beli di dalam kelas untuk membangun pengetahuan siswa dan siswa
diberikan kesempatan untuk bertanya dan mengajukan pertanyaan serta dibagi
menjadi 8 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri atas 4 siswa, disini
siswa mendemontrasikan kegiatan jual beli serta siswa yang lain menanggapinya
untuk menemukan rumus aritmatika sosial, yaitu definisi harga penjualan, harga
pembelian, untung, rugi, persentase untung, persentase rugi, rabat, bruto, neto dan
tara , sehingga siswa bisa dengan mudah menemukan dan memahami konsep tanpa
harus menghafal. Setelah pembelajaran selesai guru dan siswa melakukan tanya
jawauntuk merenkontruksi kegiatan yang dilakukan selama pembelajaran. Selama
pembelajaran guru akan melakukan penilaian. Kendala-kendala yang ditemui
dalam penerapan pembelajaran ini yaitu pada saat siswa mendemontrasikan
kegiatan jual beli di depan kelas dan pada saat siswa berdiskusi dengan teman
kelompoknya. Hal ini dikarenakan siswa masih malu dan belum terbiasa bekerja
kelompok.
Pembelajaran dengan pembelajaran kontekstual pada materi aritmatika
sosial terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. hal ini bisa dilihat dari
hasil observasi aktivitas siswa dan guru yang meningkat dari pembelajaran
pertama sampai pembelajaran ke empat. Selain itu, hasil belajar siswa
menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II. Ketuntasan hasil
belajar siswa pada siklus I diperoleh 70.76% meningkat menjadi 79.35% pada
siklus II. Berdasarkan hasil wawancara terhadap siswa menunjukkan bahwa siswa
menyukai pembelajaran yang diterapkan, yaitu pembelajran kontekstual.
Kesimpulan dari hasil analisis data dan pembahasan bahwa pembelajaran
kontekstual cukup efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
aritmatika sosial. Hal ini terlihat dari peningkatan persentase hasil belajar siswa
pada tiap siklusnya. | en_US |