Show simple item record

dc.contributor.authorSUBARKA, Wahyu
dc.date.accessioned2023-08-25T23:33:55Z
dc.date.available2023-08-25T23:33:55Z
dc.date.issued2023-02-08
dc.identifier.nim190910202047en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/117731
dc.descriptionFinalisasi oleh Taufik Tgl 26 Agustus 2023en_US
dc.description.abstractTempe merupakan makanan yang diolah dari kedelai melalui proses penjamuran. Tempe banyak dikonsumsi dan populer di Indonesia. Tidak hanya sebagai lauk tetapi tempe diolah menjadi berbagai produk salah satunya keripik tempe. Terdapat beberapa keunggulan dari keripik tempe dibandingkan tempe biasa yang digunakan sebagai lauk diantaranya harga yang lebih tinggi dan lebih awet. TempeGo menjadi salah satu dari usaha olahan keripik tempe di kabupaten Jember. Peneliti tertarik meneliti karena usaha ini menggunakan pemasaran cukup berbeda dengan usaha tempe pada umumnya, misalkan penggunaan kemasan standing pouch. Penelitian ini menggunakan konsep bauran pemasaran yang digunakan untuk mendukung tercapainya tujuan. Bauran pemasaran merupakan elemen yang dikendalikan dan digunakan perusahaan untuk menanggapi kebutuhan pelanggan. Terdapat 4 elemen dalam bauran pemasaran diantaranya place (tempat), product (produk), promotion (promosi) dan price (harga). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Penelitian ini menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi dalam menggungkap informasi. Penelitian ini juga menggunakan analisis data domain dan taksonomi, dengan cek keabsahan berupa triangulasi. Temuan penelitian menunjukan TempeGo menggunakan bauran pemasaran sebagai berikut. Pertama Product (produk), produk dari TempeGo yaitu keripik tempe. Produk ini beragam mulai dari produk dengan harga Rp1000 dengan kemasan plastik. Kemasan ini dijual ke beberapa reseller per-pack dengan kemasan satuan seberat sekitar 15 gram. Kemasan berikutnya berisi sekitar 150 gram dan dijual seharga Rp5000. Kemasan keripik jenis ini masih menggunakan plastik bening. Terakhir TempeGo menggunakan kemasan standing pouch untuk pelanggan premium dan dijual seharga Rp15000. Produk ini menggunakan beberapa proses yang dilakukan diantaranya yaitu Perebusan, fermentasi, penggorengan, dan pemberian bumbu. Kedua Place (tempat), tempat dari usaha ini jika dilihat cukup strategis karena lokasi dari pabrik berada di dekat kota, dekat dengan bahan baku, dekat dengan jalan raya dan mudah dalam mendapatkan pekerja. Tempat tidak hanya berhubungan dengan lokasi dari usaha tetapi juga terkait dengan pendistribusiannya kepada konsumen. TempeGo mendistribusikan produknya dengan menggunakan dua cara yaitu yang pertama dengan menggunakan kurir dari perusahaan pengiriman, digunakan untuk penjualan keluar kota. Cara kedua menggunakan tim dari pihak TempeGo. Pendistribusian jenis ini dilakukan jika area pemesanan berada pada lingkup Jember. Pengelolaan distribusi jenis ini dilakukan dengan menaruh keripik di berbagai tempat seperti Indomaret. Ketiga promotion (promosi), TempeGo menggunakan beberapa cara untuk memberitahukan konsumen dan calon konsumen diantaranya. Penggunaan banner, penggunaan google map, penyebaran informasi dari mulut ke mulut, penggunaan media sosial, serta terakhir penggunaan dari promosi penjualan dalam berbagai bentuk seperti pembelian 2 gratis 1 ataupun diskon. Keempat, Price (harga), penetapan harga yang dilakukan oleh TempeGo berbeda antara business to business dengan penjualan ke reseller. Penjualan kepada business to business tidak menggunakan kemasan dari TempeGo sehinggga lebih murah serta jumlah pembelinya dalam kuantitas yang lebih besar. Penjualan business to business menggunakan penetapan harga sebesar 10% sampai 20% dari HPP. Pada penjualan kepada reseller, TempeGo memberikan harga sebesar dua sampai tiga kali HPP. Pengambilan keuntungan tersebut belum dipotong oleh biaya distribusi. TempeGo walaupun dari segi bauran pemasaran dapat dikatakan bagus sebagaimana yang telah disebutkan, namun bukan berarti tidak memiliki permasalahan. Berikut beberapa permasalahan dari TempeGo. Pertama, kurang dalam memanfaatkan data base pelanggan. Data base yang tersimpan di usaha TempeGo dapat digunakan sebagai informasi seperti apa bentuk produk yang disukai pelanggan, mengapa mereka menyukai TempeGo, dan dapat dijadikan evaluasi. Kedua, terdapat beberapa produk yang mengalami kerusakan sehingga tidak crispy. Pemahaman kepada reseller terkait cara menyimpan yang benar perlu dilakukan. Proses pengamanan untuk produk perlu ditingkatkan terutama produk dengan kemasan bening. Ketiga, promosi penting untuk dilakukan kesinambungan, jika dilihat dari promosi secara online oleh usaha ini tidak konsisten terutama pada promosi di media sosial. Terdapat jeda waktu yang cukup lama dari postingan promosi satu dengan yang. Promosi juga bisa dilakukan di aplikasi TikTok yang kini booming.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherfakultas ilmu sosial dan ilmu politiken_US
dc.subjectBAURAN PEMASARANen_US
dc.subjectKERIPIK TEMPEen_US
dc.titleAnalisis Bauran Pemasaran pada Produk TempeGo di Kabupaten Jemberen_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiAdministrasi Bisnisen_US
dc.identifier.pembimbing1Drs. Didik Eko Julianto, M.ABen_US
dc.identifier.pembimbing2Dr. Edy Wahyudi, S.sos., MMen_US
dc.identifier.validatorTaufiken_US
dc.identifier.finalizationTaufiken_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record