dc.description.abstract | Pada era moderen ini, energi listrik menjadi sumber daya utama yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Energi listrik dihasilkan dari pengolahan sumber daya fosil seperti batu bara, minyak bumi, dan masih banyak yang lainnya. Penggunaan sumber daya fosil ini, semakin lama akan semakin berkurang karna penggunaannya. Oleh karena perlu adanya solusi untuk dapat menghasilkan energi listrik, salah satunya dengan menggunakan metode sel volta. Sel volta merupakan bagian dari batrai, dimana pada sel volta terdapat dua lempengan elektroda sebagai kutub positif dan negatif. Pada sel volta terjadi reaksi reduksi dan oksidasi atau disebut reaksi redoks. Reaksi redoks yang terjadi pada sel volta ini akan menyebabkan gaya gerak listrik. Dari gaya gerak listriklah sel volta dapat menghasilkan energi listrik. Dalam sel volta agar dapat menghasilkan energi listrik diperlukan sebuah cairan elektrolit. Cairan elektrolit yang digunakan pada penelitian ini menggunakan cairan elektrolit limbah sayur yang dicampuri denga tetes tebu dan limbah sayur tanpa tetes tebu dengan waktu fermentasi 3 hari dan 7 hari. Limbah sayur yang difermentasikan akan terjadi penurunan nilai pH yang disebabkan oleh mikrooganisme. Dalam melakukan pengujian semakin rendah nilai pH yang dimiliki oleh larutan elektrolit limbah sayur, maka hasil tegangan dan arus akan semakin besar. Pengujian terhadap limbah sayur dengan tetes tebu dan tanpa tetes tebu menggunakan pasangan elektroda tembaga (Cu) sebagai katoda atau kutub positif dan besi (Fe) dan Seng (Zn) sebagai variasi dari anoda atau kutub negatif. Pengujian ini berguna untuk mencari tegangan, arus, dan daya terbesar yang dihasilkan dari kedua larutan yang digunakan, dimana hasil dari larutan elektrolit yang digunakan akan dilakukan pengujian pada beban LED 5V. lama waktu pengujian terhadap beban dilakukan selama 60 detik. Dari hasil lama waktu pengujian terhadap beban LED akan diketahui nilai energi terbesar yang dihasilkan dari pengujian tersebut. Pemanfaatan limbah sayur sebagai cairan elektrolit tidak memerlukan sumber tegangan listrik dari luar. Dari pengujian larutan dengan waktu fermentasi 3 hari, diperoleh hasil terbesar pada larutan elektrolit menggunakan tetes tebu dengan pasangan elektroda Cu-Zn, dimana hasil tegangan dan arus diperoleh sebesar 5,57 volt dan 0,15 miliampere. Daya serta energi yang dihasilkan dari pengujian tersebut diperoleh hasil sebesar 0,835 miliwatt dan 50,1 milijoule. Dari hasil yang diperoleh pada pengujian larutan elektrolit dengan waktu fermentasi 3 hari dengan pasangan elektroda Cu-Zn, dilakukan pengujian terhadap lampu LED 5V dengan lama waktu pengujian selama 60 detik. Selanjutnya pada pengujian larutan dengan waktu fermentasi 7 hari, diperoleh hasil tegangan terbesar pada larutan elektrolit menggunakan tetes tebu dengan pasangan elektroda Cu-Zn, dimana hasil tegangan diperoleh sebesar 8,53 volt. Arus, daya, dan energi terbesar diperoleh pada pengujian larutan tanpa tetes tebu dengan pasangan elektroda Cu- Zn sebesar 0,61 mA, daya sebesar 5,142 miliwatt, dan energi sebesar 308,52 milijoule. Dari hasil yang diperoleh pada pengujian larutan elektrolit dengan waktu fermentasi 7 hari dengan pasangan elektroda Cu-Zn, dilakukan pengujian terhadap lampu LED 5V dengan lama waktu pengujian selama 60 detik. | en_US |