dc.description.abstract | Asam urat merupakan produk akhir pemecahan purin dalam tubuh. Menurut WHO, kadar normal asam urat pada laki-laki 3,5-7 mg/dL dan pada perempuan 2,6-6 mg/dL. Kadar asam urat melebihi normal disebut dengan hiperurisemia. Hiperurisemia berbahaya bagi kesehatan karena asam urat dapat mengalami kristalisasi dan mengendap pada beberapa jaringan tubuh seperti ruang antar sendi, ginjal dan dapat memicu terjadinya penyakit metabolik lain. Pada reaksi kronis dapat mengaktifkan sistem imun sehingga dapat terjadi reaksi inflamasi, reaksi inflamasi paling sering terjadi adalah gout artritis, sehingga mempengaruhi produktivitas harian. Hiperurisemia di Indonesia mencapai 7,30%, didominasi oleh orang yang tinggal di pedesaan dan bekerja sebagai petani. Pada penelitian sebelumnya konsumsi kopi dianggap mempengaruhi kadar asam urat karena kopi memiliki kandungan kafein dan asam klorogenat yang mampu menghambat enzim xanthine oxidase, sehingga produksi asam urat lebih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola minum kopi yang meliputi jenis, frekuensi dan takaran terhadap kadar asam urat pada petani di Desa Jenggawah, Kecamatan Jenggawah, Kabupaten Jember.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain studi cross sectional yang dilakukan di Desa Jenggawah, Kecamatan Jenggawah, Kabupaten Jember, pada bulan Juni 2022 dengan populasi petani. Sampel pada penelitian ini diambil menggunakan metode purposive sampling, penentuan jumlah sampel menggunakan rumus rule of thumb. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 60 orang petani yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan. Penilaian kebiasaan minum kopi dilakukan menggunakan kuesioner, yang telah diuji validitas dan reliabilitas. Pemeriksaan kadar asam urat menggunakan GCU Meter merk Easy Touch. Analisis statistik uji bivariat variabel jenis dan takaran kopi dilakukan dengan independent t test sedangkan uji bivariat variabel frekuensi kopi dilakukan dengan Brown Forsythe Welch menggunakan IBM SPSS 26.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kopi yang paling banyak dikonsumsi adalah kopi tradisional yaitu sebesar 70%. Dalam konsumsi harian, mayoritas sampel mengonsumsi kopi dengan frekuensi dalam kategori jarang (0-1 cangkir) yaitu sebesar 63,33%, dengan takaran kopi setiap kali minum dalam kategori sedikit (1-2 sendok teh atau 1 sachet) yaitu sebesar 60%. Hasil analisis statistik menunjukkan hubungan antara jenis kopi (p=0,721), frekuensi (p=0,163) dan takaran (p=0,958) minum kopi terhadap kadar asam urat tidak memiliki hubungan (nilai p < 0,05). Penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaan pola minum kopi pada masyarakat tidak menunjukkan hubungan dengan kadar asam urat pada masyarakat, sehingga konsumsi kopi yang dilakukan masyarakat tetap bisa dilanjutkan, namun harus memperhatikan konsumsi agar tidak lebih dari 4-5 cangkir/hari dan menjaga pola hidup sehat agar terhindar dari risiko hiperurisemia dan komplikasinya. | en_US |