dc.description.abstract | Atlet merupakan seorang olahragawan yang memiliki kemampuan fisik
lebih tinggi untuk menunjang kebugarannya. Terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi tingkat kebugaran atlet, yaitu terbatasnya latihan fisik dan tingkat
kecukupan zat gizi protein yang belum memadai. Selain dari makanan utama,
asupan protein dapat dipenuhi dari makanan selingan karena didasari pada
padatnya latihan atlet sehingga harus memilih yang praktis. Energy bar menjadi
pilihan utama untuk dijadikan sebagai makanan selingan, karena memiliki ukuran
yang kecil dan porsi yang pas. Energy bar merupakan makanan ringan berbentuk
batang balok yang umumnya terbuat dari beragam bahan pilihan seperti gandum,
coklat, kacang, kismis, dan bahan lainnya. Untuk menekan nilai impor gandum,
perlu adanya pemanfaatan bahan baku lokal mengingat Indonesia memiliki hasil
perikanan yang melimpah dan potensial, seperti ikan tongkol. Ikan tongkol dapat
diolah menjadi tepung untuk memperpanjang masa simpannya sehingga dapat
dikembangkan menjadi produk olahan dalam pembuatan energy bar.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan kandungan protein
dan daya terima energy bar dengan penambahan tepung ikan tongkol sebanyak 0
g, 5 g, 10 g, dan 15 g untuk makanan selingan atlet voli. Metode yang digunakan
yaitu Quasi Experimental Design dengan posstest only control group design. Uji
kandungan protein menggunakan metode Kjeldahl dilakukan di Laboratorium
Analisis Pangan Politeknik Negeri Jember, sedangkan untuk uji daya terima atau
organoleptik dilakukan di GOR Wira Bhakti Lumajang dengan menggunakan
teknik simple random sampling sebanyak 25 atlet voli putra. Penelitian ini telah
mendapat ethical clearance dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan di Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Jember No.294/KEPK/FKM-UNEJ/I/2023.
Hasil penelitian menunjukkan penambahan tepung ikan tongkol sebanyak
0 g, 5 g, 10 g, dan 15 g memiliki perbedaan yang signifikan terhadap kandungan
protein energy bar (p=0,000). Hal ini disebabkan oleh seiring bertambahnya
penambahan tepung ikan tongkol, maka kandungan protein yang dihasilkan
semakin meningkat. Hasil statistik uji organoleptik menunjukkan terdapat
perbedaan yang signifikan penambahan tepung ikan tongkol terhadap warna
(p=0,002), aroma (p=0,000), rasa (p=0,000), dan tekstur (p=0,000) energy bar.
Sampel X1 dengan penambahan tepung ikan tongkol sebanyak 5 g merupakan
snack yang paling disukai oleh panelis dan telah memenuhi kriteria sport food
yaitu mengandung 4 g protein dalam sajian 30 g, sesuai dengan syarat SNI
kandungan protein minimal 9 g/100 g, serta memenuhi kebutuhan protein atlet
voli putra usia 16-29 tahun sebesar 35,7-38% AKG dengan mengkonsumsi energy
bar sebanyak 3 bar/hari.
Saran yang dapat diberikan bagi atlet yaitu dengan adanya produk energy
bar dengan penambahan tepung ikan tongkol ini diharapkan dapat menjadi
alernatif makanan selingan bagi atlet sesuai dengan rekomendasi konsumsi energy
bar dan kecukupan protein per hari berdasarkan kriteria sport food untuk menjaga
kebugaran atlet selama latihan atau pertandingan. Bagi peneliti selanjutnya perlu
dilakukan analisis laboratorium lebih lanjut terkait uji kandungan protein tepung
ikan togkol per 100 g serta kandungan gizi seperti karbohidrat, lemak, dan zat gizi
mikro lainnya. Penelitian lebih lanjut terkait intervensi pemberian produk energy
bar dengan penambahan tepung ikan tongkol untuk melihat peningkatan performa
atau kebugaran jasmani atlet yang diberikan pada saat latihan atau pertandingan,
serta modifikasi bahan makanan lain, seperti penambahan oat, almond, dan
kacang-kacangan lainnya sehingga lebih bervariasi dan dapat dijadikan makanan
selingan bagi non atlet dengan tetap memperhatikan kecukupan gizinya. | en_US |