dc.description.abstract | Treatment Coverage (TC) merupakan jumlah kasus TB yang diobati dan
dilaporkan pada tahun tertentu dibagi dengan perkiraan jumlah insiden kasus TB
pada tahun yang sama dan dinyatakan dalam presetase dan menjadi salah satu
indikator penting dalam pengendalian TB. TC merupakan salah satu indikator
utama yang digunakan untuk melihat kemajuan dan pencapaian strategi nasional
pengendalian TB, baik di tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi, maupun Pusat. Target
capaian TC yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia adalah sebesar 90%. Berdasarkan studi pendahuluan, Kabupaten
Lumajang merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur dengan capaian TC TB
di bawah target nasional. Capaian TC TB di Kabupaten Lumajang pada tahun
2021 masih jauh di bawah target nasional, yakni hanya sebesar 53,80%. Seluruh
puskesmas di Kabupaten Lumajang memiliki capaian TC kurang dari 90%,
puskesmas dengan capaian TC TB tertinggi di Kabupaten Lumajang tahun 2021
adalah Puskesmas Tempeh sebesar 72%, sedangkan untuk puskesmas dengan
capaian TC TB terendah di Kabupaten Lumajang tahun 2021 adalah Puskesmas
Gucialit dengan TC TB sebesar 15%. Melihat keadaan ini, peneliti ingin
melakukan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis gambaran penemuan
kasus TB berdasarkan pendekatan sistem di Kabupaten Lumajang. Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan puskesmas di Kabupaten
Lumajang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh puskesmas di Kabupaten
Lumajang sebanyak 25 puskesmas. Pemilihan sampel dalam penelitian ini
menggunakan purposive sampling dan didapatkan sampel sebanyak 6 puskesmas
yang memiliki alat TCM, yaitu Puskesmas Rogotrunan, Kedungjajang, Pasirian Tempeh, Jatiroto, dan Sumbersari. Responden dalam penelitian adalah petugas TB
dan petugas laboratorium di puskesmas. Pengumpulan data dilakukan dengan
wawancara secara langsung, observasi, dan dokumentasi untuk mendapatkan data
yang diinginkan.
Hasil penelitian pada aspek input yaitu pada sumber daya manusia (man) terkait
karakteristik responden, menunjukkan bahwa jumlah ketersediaan SDM baik
petugas TB maupun petugas laboratorium di puskesmas berjumlah 1-2 orang,
sebagian besar baik petugas TB maupun petugas laboratorium sebanyak 71,4%
dan 87,5% berjenis kelamin perempuan, semua petugas laboratorium dan 71,4%
petugas TB berada pada kelompok usia dewasa, 71,4% petugas TB dan 50%
petugas laboratoirum memiliki masa kerja baru, dan semua petugas TB memiliki
tugas rangkap. Semua responden memiliki pendidikan terakhir D-3, memiliki
motivasi dan kepuasan kerja yang baik. Semua petugas laboratorium pernah
mengikuti pelatihan, namun hanya 28,6% petugas TB yang pernah mengikuti
pelatihan. Terkait pendanaan (money) seluruh puskesmas telah tersedia dana yang
cukup, tanpa hambatan dan sebagian besar berasal dari BOK. Pada metode
(method) pada setiap puskesmas telah tersedia buku pedoman pennaggulangan
dan mikroskopis TB. Terkait bahan dan alat (material and machine) sebagian
besar telah tersedia. Pada aspek proses, semua puskesmas telah menjalankan
kegiatan penemuan kasus sesuai dengan ketetapan meliputi pembuatan
perencanaan dalam rencana aksi puskesmas, pengorganisasian dengan kerjasama
dengan pihak-pihak terkait, pelaksanaan yang dilakukan secara aktif dan pasif ,
serta dilakukan evaluasi program bersama pihak terkait setiap bulan dan triwulan
serta tahunan. Pada aspek output didapatkan capaian TC tahun 2022 terendah
sebesar dan tertinggi sebesar 133%. Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil
penelitian ini adalah pihak puskesmas dapat mengadakan pelatihan mengenai
program penemuan kasus TB, memaksimalkan tupoksi petugas, dan mengadakan
kembali alat-alat laboratorium yang belum tersedia. | en_US |