dc.description.abstract | Pabrik Gondorukem dan Terpentin (PGT) Garahan Kabupaten Jember memiliki potensi terjadinya kebakaran, seperti produk yang dihasilkan mudah terbakar, penggunaan daya listrik tinggi, proses kerja dan penggunaan peralatan, serta perilaku tidak aman. Namun, PGT Garahan hanya memiliki sarana proteksi aktif berupa APAR (Alat Pemadam Api Ringan). Tujuan penelitian ini adalah untuk merancang ulang jenis, jumlah kebutuhan, dan letak sarana proteksi aktif di PGT Garahan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian dilakukan pada sarana proteksi aktif kebakaran berupa APAR, detektor kebakaran, dan alarm kebakaran di Kantor, Musholla, Laboratorium, Tangki Terpentin Ekspor, Gudang Terpentin, Bak Getah, Ruang Proses, Ruang Boiler, Ruang Genset, Unit Kesehatan Karyawan (UKK), Gudang Gondorukem I, Gudang Gondorukem II, Gudang B3, Patusan, Tangki MFO, IPAL, Bengkel, dan Tempat Pengisian CNG di PGT Garahan. Data diperoleh dari hasil observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan pengukuran yang selanjutnya diolah dengan studi literatur, perhitungan, dan perancangan menggunakan perangkat lunak AutoCAD 2011. Hasil dari penelitian didapatkan bahwa jenis dan jumlah kebutuhan APAR yang direkomendasikan yaitu jenis tepung kering, jenis CO2, dan jenis busa sebanyak 27 unit yang tersebar pada setiap area atau bangunan di PGT Garahan yang menjadi unit analisis penelitian. Letak APAR yang direkomendasikan di PGT Garahan sesuai dengan layout perancangan letak APAR. Jenis dan jumlah kebutuhan detektor kebakaran yang direkomendasikan yaitu detektor asap sebanyak 37 unit, detektor panas sebanyak 31 unit, dan detektor gas sebanyak 1 unit yang tersebar pada setiap area atau bangunan di PGT Garahan yang menjadi unit analisis penelitian. Letak detektor kebakaran yang direkomendasikan di PGT Garahan sesuai dengan layout perancangan letak detektor kebakaran. Jenis dan jumlah kebutuhan alarm kebakaran yang direkomendasikan di PGT Garahan adalah jenis otomatis sebanyak 1 unit. Saran yang dapat direkomendasikan yaitu dilakukan penyediaan APAR pada area atau bangunan yang belum tersedia APAR, penambahan jumlah APAR pada area atau bangunan dengan jumlah APAR kurang, perubahan letak APAR yang tidak sesuai dengan perancangan, penyediaan dan peletakan detektor kebakaran yang sesuai perancangan, serta penyediaan alarm kebakaran yang sesuai perancangan. | en_US |