dc.description.abstract | Pembelajaran pada tema 8 subtema 1 mengenalkan siswa tentang sikap
toleran dalam keragaman sosial budaya masyarakat, usaha, dan peran ekonomi
dalam upaya kesejahteraan masyarakat Indonesia, sehingga penting untuk
mengangkat kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggal siswa dalam
pembelajaran, demi terciptanya kegiatan belajar yang kontekstual dan bermakna.
Bahan ajar yang digunakan guru hanya berupa buku tematik dan LKS, sehingga
materi yang dibahas masih bersifat umum dan belum spesifik membahas kondisi
di lingkungan Bondowoso. Selain itu, siswa kurang antusias dan tidak seluruhnya
memperhatikan guru ketika pelajaran berlangsung, karena bahan ajar dan kegiatan
pembelajaran yang kurang bervariasi. Film dokumenter digunakan sebagai inovasi
bahan ajar yang berbasis teknologi, karena film dapat mengatasi keterbatasan
jarak dan waktu, sehingga siswa mendapat pengetahuan dan pengalaman belajar
yang tidak didapat di kelas. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini yaitu: (1) bagaimanakah proses pengembangan
bahan ajar berbasis film dokumenter berorientasi lingkungan Kota Bondowoso
yang valid, efektif, dan praktis untuk pembelajaran tema 8 lingkungan sahabat
kita pada siswa kelas V SDN Dabasah 1 Bondowoso?; dan (2) bagaimana
kevalidan, keefektifan, dan kepraktisan bahan ajar berbasis film dokumenter
berorientasi lingkungan Kota Bondowoso untuk pembelajaran tema 8 lingkungan
sahabat kita pada siswa kelas V SDN Dabasah 1 Bondowoso?
Penelitian ini menggunakan model penelitian pengembangan Borg and
Gall. Tahap pengembangan dalam penelitian ini dilakukan hingga tahap ke-8,
meliputi: (1) penelitian pendahuluan; (2) perencanaan dan pengembangan; (3)
desain produk awal; (4) validasi desain; (5) revisi produk awal; (6) uji coba penggunaan; (7) revisi produk; dan (8) uji coba keefektifan. Penelitian
pengembangan dilakukan hingga tahapan ke-8, karena dapat disimpulkan tingkat
kevalidan, keefektifan, dan kepraktisannya, selain itu karena adanya keterbatasan
waktu, kemampuan, dan biaya penelitian. Metode dan instrumen pengumpulan
data yang digunakan yaitu wawancara, observasi, dokumentasi, tes, dan angket.
Hasil pengembangan bahan ajar berbasis film dokumenter oleh validator
mendapat skor 92,3, dengan kategori “sangat layak”. Keefektifan bahan ajar
berbasis film dokumenter didapat dari nilai pretest dan posttest pada kelas
eksperimen dan kontrol yang dianalisis menggunakan uji t, diperoleh hasil thitung >
ttabel (7,009 > 1,684). Keefektifan relatif mendapat skor 60%, dengan kategori
“keefektifan sedang”. Keefektifan bahan ajar berbasis film dokumenter juga
diukur menggunakan angket respon siswa, mendapat skor sebesar 90,67, dengan
kategori “sangat efektif dan praktis”.
Adapun saran yang dapat diberikan yaitu: (1) bagi siswa, pembelajaran
menggunakan bahan ajar berbasis film dokumenter berorientasi lingkungan Kota
Bondowoso dapat menarik dan memudahkan siswa mempelajari keragaman sosial
budaya masyarakat, khususnya di lingkungan tempat tinggalnya sendiri. Siswa
disarankan dapat benar-benar menyimak dan memperhatikan tayangan film
dokumenter ketika pembelajaran berlangsung, sehingga dapat mencapai hasil
belajar yang maksimal; (2) bagi guru, diharapkan dapat memanfaatkan dan
mengembangkan bahan ajar yang inovatif, berbasis teknologi, dan kontekstual
dengan kehidupan siswa, sehingga dapat menumbuhkan daya imajinasi dan
berpikir siswa, agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik dan
menyenangkan; (3) bagi peneliti, diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah
pengetahuan dan menjadi pengalaman baru terkait kreativitas pengembangan
bahan ajar, sehingga dapat menciptakan inovasi-inovasi baru lainnya untuk
mendukung kegiatan pembelajaran di SD; (4) bagi peneliti lain, diharapkan dapat
menjadi referensi dalam melakukan penelitian atau pengembangan selanjutnya
yang lebih kreatif dan inovatif, dengan memperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar. Penelitian ini hanya melihat ranah kognitif,
disarankan peneliti selanjutnya dapat melihat hasil belajar dari 2 ranah lainnya,
yaitu ranah afektif dan psikomotorik, sehingga hasil penelitiannya lebih lengkap. | en_US |