Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Berbantuan E-Modul Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Respon Siswa Pada Materi Suhu dan Kalor

Abstract

Pendidikan di Indonesia harus dapat menyiapkan generasi yang mempunyai kemampuan abad 21 untuk menghadapi tantangan dan mampu bersaing secara global. Kemampuan yang harus dimiliki siswa antara berpikir kritis (critical thinking), berpikir kreatif dan inovatif (creative thinking creative and innovative thinking), komunikasi (communication), dan berkolaborasi (collaboration). Siswa juga dituntut untuk menguasai Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Salah satu kemampuan yang harus dimiliki siswa pada abad 21 yaitu kemampuan berpikir kritis. Kemampuan berpikir kritis sangat penting untuk dikembangkan agar siswa dapat memberikan solusi pada suatu permasalahan secara kritis terutama pada pembelajaran fisika. Permasalahan yang sering terjadi dalam pembelajaran fisika salah satunya yaitu kemampuan berpikir yang rendah. Hal tersebut dapat terjadi karena pembelajaran yang masih berpusat pada guru menyebabkan siswa kurang aktif dan respon yang diberikan siswa masih kurang dalam proses pembelajaran sehingga kemampuan mengasah pengetahuan siswa kurang dan menyebabkan kemampuan berpikir kritis siswa rendah. Oleh karena itu, pada pembelajaran perlu adanya inovasi model pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan respon siswa. Tujuan penelitian ini yaitu mengkaji pengaruh model pembelajaran Problem based learning berbantuan e-modul terhadap kemampuan berpikir kritis dan respon siswa SMA pada materi suhu dan kalor. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu, eksperimen menggunakan desain posttest only control design. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Gambiran. pada semester ganjil tahun ajaran 2022/2023. Penentuan sampel diawali dengan melakukan uji homogenitas menggunakan nilai ulangan terakhir siswa. Diketahui bahwa data yang dihasilkan homogen maka dilanjutkan dengan teknik cluster random sampling dengan cara dilakukan undian untuk menentukan kelas kontrol dan kelas eksperimen. Data kemampuan berpikir kritis siswa diperoleh melalui tes yang dilakukan setelah pembelajaran berupa soal uraian. Data respon siswa diperoleh melalui angket respon yang dilakukan setelah pembelajaran. Data kemampuan berpikir kritis dan respon siswa dianalisis menggunakan uji independent sample t-test dengan bantuan SPSS. Rata-rata kemampuan berpikir kritis yang diperoleh menunjukkan adanya perbedaan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pada kelas kontrol diperoleh rata-rata sebesar 81,37 dan pada kelas eksperimen diperoleh rata-rata sebesar 88,09. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol dan kedua kelas tersebut termasuk dalam kategori sangat kritis. Rata-rata respon siswa yang diperoleh menunjukkan bahwa adanya perbedaan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pada kelas kontrol diperoleh rata-rata sebesar 68,99 termasuk kategori kurang positif dan pada kelas eksperimen diperoleh rata-rata sebesar 76,96 termasuk kategori positif. Hal ini menunjukkan bahwa respon siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran problem based learning berbantuan e-modul berpengaruh signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis dan respon siswa SMA pada materi suhu dan kalor.