dc.description.abstract | Pembelajaran sejarah merupakan suatu pembelajaran yang beraneka ragam
dan saling memiliki keterkaitan antara paeristiwa yang satu dan peristiwa yang
lainya. Peristiwa sejarah yang beraneka ragam dan hanya sekali terjadi
menyulitkan siswa untuk memahami pelajaran sejarah di kelas. Selain itu
Peristiwa sejarah tidak bisa diperagakan secara langsung didepan kelas sehingga
menyulitkan guru dalam menyampaikan materi didepan kelas. Untuk itu dalam
pembelajaran sejarah siswa membutuhkan latihan dalam menghubungkan
peristiwa yang satu dengan yang lainya. Problem solving merupakan suatu
metode pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk memecahkan masalah yang
diberikan oleh guru. Melalui metode problem solving siswa dapat berlatih dalam
mengumpulkan sumber sejarah, menganalisis bukti yang didapatkan, menemukan
suatu makna dalam peristiwa sejarah, merangkaikan fakta serta ketrampilan
menulis sejarah sehingga akan memudahkan siswa dalam memahami meteri.
Metode snowball throwing merupakan suatu metode pembelajaran yag tidak
hanya melatih siswa untuk aktif dalam kegiatan kelompok, tetapi juga melatih
siswa untuk dapat belajar memecahkan masalah secara mandiri. Bedanya dalam
metode snowball throwing masalah dibuat oleh siswa dan dipecahkan oleh siswa
sendiri secara mandiri. Melalui metode snowball throwing guru dapat mengetahui
seberapa besar pemahaman masing-masing siswa terhadap materi yang telah
diajarkan. Tujuan penelitian ialah: (1) untuk mengetahui perbedaan dalam
pembelajaran sejarah antara metode problem solving dan snowball throwing
terhadap hasil belajar siswa, (2) Untuk mengetahui metode pembelajaran mana
yang lebih baik dalam pembelajaran sejarah antara metode problem solving dan
snowball throwing.Populasi yang akan dijadikan subjek penelitian ialah siswa MAN 1 Jember
kelas XI IPS. Penentuan sampel penelitian dilakukan dengan teknik rondom
sampling yang terlebih dahulu dilakukan uji homogenitas pada sub pokok bahasan
sebelumnya. Hasil uji homogenitas yang diperoleh menunjukan signifikansi 000
lebih kecil dari α (0.05) sehingga seluruh kelas XI IPS tidak homogen. Peneliti
memilih dua kelas yang memiliki nilai rata-rata terdekat yaitu kelas XI IPS2 64.13
dan XI IPS3 68.37 untuk diberikan pretest. Dari hasil pretest yang diperoleh
kedua kelas tersebut kemudian dilakukan uji homogenitas. Hasil uji homogenitas
yang diperoleh siswa menunjukan sig 0,263 > α (0.05) sehingga kedua kelas
tersebut homogen.
Metode pengumpulan data yang utama dalam penelitian ini ialah test esay.
Test yang akan digunakan ialah pre-test dan post-test yang berbentuk esay.
Pelaksanaan metode test ini dilakukan untuk melakukan penilaian terhadap hasil
belajar siswa pada kelas eksprimen 1 maupun kelas eksperimen 2. Untuk
melengkapi data juga dilakukan metode wawancara, observasi, serta metode
dokumentasi. Penelitian ini merupkan penelitian eksperimen yang menggunakan
desain static group comparison. Analisis data yang digunakan untuk mengetahui
perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen 1 yang diajar dengan
menggunakan metode problem solving dan kelas eksperimen 2 yang diajar
menggunakan metode snowball throwing dengan SPSS for windows 11.5.
Sedangkan untuk mengetahui metode pembelajaran yang lebih baik dilakukan
dengan melihat rata-rata tertinggi yang diperoleh.
Hasil yang diperoleh menunjukan t hitung = 3,587 (p>0,05) lebih besar
dari t tabel 1,67 sehingga terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas
eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2. Nilai rata-rata siswa diketahui kelas
eksperimen 1 sebesar 77.7 sedangkan rata-rata kelas eksperimen 2 sebesar 68.8.
Dengan demikian metode pembelajaran problem solving lebih baik dari pada
snowball throwing. Dalam proses pembelajaran metode problem solving juga
meningkatkan aktivitas belajar siswa, melatih siswa untuk berpikir kritis dan
kreatif sehingga menumbuhkan kesadaran sejarah yang membuat siswa dapat
memahami materi secara lebih mendalam. | en_US |