Show simple item record

dc.contributor.authorAMBAMI, Ican Frida
dc.date.accessioned2023-06-11T22:19:10Z
dc.date.available2023-06-11T22:19:10Z
dc.date.issued2023-04-05
dc.identifier.nim191610101094en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/116768
dc.descriptionFinalisasi repositori 12 Juni 2023_Kurnadien_US
dc.description.abstractLatar belakang: Kasus periodontitis dapat menyebabkan hilangnya dukungan pada rahang dan berkurangnya fungsi tulang alveolar. Sehingga diperlukan adanya sebuah perawatan untuk merekonstruksi dan mengembalikan fungsi tulang alveolar, salah satunya yaitu dengan bone graft. Dalam pengaplikasiannya, bone graft dikembangkan dalam bentuk scaffold. Scaffold yang ideal harus memiliki komposisi yang mirip dengan struktur penyusun tulang. Salah satu komponen penyusun tulang yaitu hidroksiapatit, sehingga hidroksiapatit dapat digunakan sebagai bahan scaffold. Pada penelitian ini menggunakan Hidroksiapatit Gipsum Puger (HAGP) sebagai bahan scaffold. Namun, sifat biomekanik serta sifat degradasi yang dimiliki oleh hidroksiapatit masih belum ideal untuk dijadikan sebagai scaffold. Oleh karena itu untuk membentuk scaffold yang ideal perlu dikombinasi dengan bahan biopolimer seperti pati singkong. Metode: Serbuk gipsum Puger diayak hingga ukuran partikel mencapai 50 µm. Diamonium Hidrogen Fosfat (DHP) ditimbang menggunakan timbangan mekanik untuk membuat larutan dengan konsentrasi 0,5 M. Serbuk gipsum ditimbang sebelum dicampur dengan larutan DHP. Larutan kemudian dipanaskan dalam microwave (prosedur hidrotermal) selama 30 menit. Gelatin padat diencerkan untuk menghasilkan gelatin cair. Hidroksiapatit dan pati singkong dicampur dengan gelatin kemudian dibekukan dan dikeringkan dengan teknik freeze-drying. Perancah HAGP diuji secara in vitro dalam Simulated body Fluid (SBF), yang serupa dengan cairan tubuh. Selama 7 hari, scaffold HAGP-Pati singkong direndam dalam SBF. Hasil: Kelompok sampel scaffold HAGP-pati singkong 100/0 memiliki nilai degradasi tertinggi, diikuti kelompok sampel scaffold 70/30 scaffold dan 50/50. Kesimpulan: Komposisi scaffold HAG)–pati singkong (Manihot esculenta) dengan perbandingan 50:50 (%b/b) memiliki kemampuan degradasi paling rendah.en_US
dc.description.sponsorshipDosen Pembimbing Utama : Dr. drg. Muhammad Nurul Amin, M.Kes. Dosen Pembimbing Anggota : Dr. drg. Amiyatun Naini, M.Kesen_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Kedokteran Gigien_US
dc.subjectScaffolden_US
dc.subjectHidroksiapatiten_US
dc.subjectPati Singkongen_US
dc.titleUji Degradasi Scaffold Hidroksiapatit Gipsum Puger (HAGP)–Pati Singkong (Manihot esculenta) Melalui Pelepasan Ion Fosfor Sebagai Bahan Bone graften_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiPendidikan Dokter Gigien_US
dc.identifier.pembimbing1Dr. drg. Muhammad Nurul Amin, M.Kesen_US
dc.identifier.pembimbing2Dr. drg. Amiyatun Naini, M.Kesen_US
dc.identifier.validatorratnaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record