dc.description.abstract | Kompetensi digital pada pembelajaran abad ke-21 mengubah pembelajaran
tradisional menjadi lebih modern. Terdapat tiga jenis keterampilan yang harus
dipelajari dalam pembelajaran abad ke-21, meliputi: keterampilan belajar,
keterampilan literasi, serta keterampilan hidup dan karir. Kemandirian menjadi salah
satu keterampilan yang harus dimiliki peserta didik. Sehingga diperlukan penerapan
model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemandirian peserta didik. Problem
Based Learning merupakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan
kemandirian. Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan jika model Problem Based
Learning efektif dalam menumbuhkan keterampilan berpikir kritis, bertanya,
memecahkan permasalahan, dan pembelajar yang mandiri. Model pembelajaran yang
mampu meningkatkan kemandirian selain model Problem Based Learning adalah
model Resource Based Learning. Resource-Based Learning menekankan pada
ketersediaan sumber belajar yang beragam sehingga peserta didik dapat belajar secara
mandiri. Beberapa penelitian terdahulu Penelitian terdahulu mengungkapkan bahwa
model Resource Based Learning dapat meningkatkan kemandirian peserta didik.
Penelitian ini penting dilakukan untuk memverifikasi perbedaan model pembelajaran
Problem Based Learning Terintegrasi Teknologi Informasi dan model Resource Based
Learning terhadap kemandirian dan hasil belajar pada mata pelajaran sejarah.
Rumusan Penelitian ini adalah: (1) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan
Kemandirian peserta didik yang dibelajarkan menggunakan model Problem Based Learning Terintegrasi Teknologi Informasi dan peserta didik yang dibelajarkan
menggunakan model Resource Based Learning pada mata pelajaran sejarah?; (2)
Apakah terdapat perbedaan yang signifikan Hasil Belajar peserta didik yang
dibelajarkan menggunakan model Problem Based Learning Terintegrasi Teknologi
Informasi dan peserta didik yang dibelajarkan menggunakan model Resource Based
Learning pada mata pelajaran sejarah?.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan desain penelitian
Quasi Eksperimental Design dengan model meliputi pretest-posttest, nonequivalent
multiple-group design. Sampel terdiri dari 60 peserta didik pada kelas XI IPS 1 dan
Kelas XI IPS 3 di SMAN Rambipuji. Metode pengumpulan data menggunakan tekik
dokumentasi, tes, dan angket. Teknik analisis data menggunakan independent sample
t-test (uji-t) berbantuan SPSS 22 for windows.
Hasil uji-t pada angket menunjukkan nilai signifikansi 0,002< 0,05 lebih kecil
dari taraf signifikansi 5%. Sedangkan pada postest menunjukkan sebesar 0,026 (0,026
< 0,05) lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05. Sehingga dapat disimpulkan dari uji-t
nilai angket dan postest menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan kemandirian
dan hasil belajar peserta didik yang dibelajarkan menggunakan model Problem Based
Learning Terintegrasi Teknologi Informasi dan model Resource Based Learning.
Selisih rata-rata antara kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 untuk agket
kemandirian menunjukkan angka positif yaitu 3,400. Sedangkan selisih rata-rata nilai
postes menunjukkan angka positif yaitu 4,600. Berdasarkan hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa kemandirian peserta didik yang dibelajarkan menggunakan model
Problem Based Learning terintegrasi teknologi informasi lebih baik dari peserta didik
yang dibelajarkan menggunakan model Resource Based Learning. Rekomendasi
penelitian ini diharapkan pendidik dapat menerapkan model Problem Based Learning
Terintegrasi Teknologi Informasi dalam proses pembelajaran sejarah supaya peserta
didik menjadi lebih aktif, memiliki tanggung jawab, memiliki wawasan yang luas, dan
dapat memanfaatkan tekologi dengan baik. | en_US |