Show simple item record

dc.contributor.authorSUSILA, Mochammad Arya
dc.date.accessioned2023-05-25T06:23:29Z
dc.date.available2023-05-25T06:23:29Z
dc.date.issued2022-12-15
dc.identifier.nim170910101026en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/116477
dc.description.abstractTulisan ini menawarkan perspektif baru tentang konsep hubungan antara lingkungan dan konflik yang disebut kelangkaan lingkungan. Makalah ini menggunakan pendekatan dalam melihat masalah ketidakamanan air di Sungai Tigris dan Efrat menggunakan konsep tersebut untuk menarasikan apa yang sebenarnya terjadi di kedua sungai dan bagaimana ketidakamanan air terjadi pasca Perang Irak- AS dapat terjadi. sejak berakhirnya Perang Irak dengan Amerika Serikat pada tahun 2011, Warga Irak menghadapi berbagai masalah ketidakamanan air di Sungai Tigris dan Eufrat. Padahal sebelum terjadinya perang, air di Sungai Tigris dan Eufrat tidak menjadi masalah bagi Irak maupun warganya. Konsep kelangkaan lingkungan yang ditawarkan oleh seorang peneliti bernama Thomas Homer-Dixon, berfokus pada rangkaian peristiwa yang lebih linier menyimpulkan terdapat tiga tahapan. Tahap pertama merupakan asal-usul kelangkaan lingkungan, tahap kedua yaitu munculnya efek sosial, lalu pada tahap ketiga merupakan konflik kekerasan. Dengan mempelajari masalah ini makalah ini menemukan bahwa kerawanan air Sungai Tigris dan Efrat pasca Perang Irak-AS telah terjadi dalam urutan yang berbeda. Permasalahan ketidakamanan air yang terjadi di sepanjang Sungai Tigris dan Eufrat disebabkan oleh adanya konflik. Konflik pertama yang mendorong terjadinya permasalahan keamanan adalah karena adanya perang yang terjadi antara Irak dan Amerika Serikat sejak tahun 2003 hingga 2011. Perang ini menjadi katalis dari munculnya ketidakamanan air yang merupakan dampak lebih jauh dari permasalahan keamanan lingkungan di Irak. Terutama melihat kondisi Irak pasca perang yang mengalami instabilitas domestik mulai dari konflik kelompok identitas dan pemberontakan yang menyabotase aksesibilitas air di Sungai Tigris dan Eufrat. Padahal dulunya Irak merupakan merupakan kekuatan dominan di kawasan Riparian Sungai Tigris dan Eufrat mulai dari Suriah hingga Turki. Ketidakamanan air yang meliputi permasalahan aksesibilitas, kualitas hingga kuantitas air yang bersumber dari Sungai Tigris dan Eufrat pada akhirnya mempengaruhi kesejahteraan, kebutuhan dan keamanan lainnya dari masyarakat Irak.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politiken_US
dc.subjectHuman Security, Iraq, water insecurityen_US
dc.titlePerang dan Water Insecurity: Studi Kasus Sungai Tigris dan Eufrat Pasca Perang Irak-as Tahun 2003-2011en_US
dc.title.alternativeWAR AND WATER INSECURITY: CASE STUDY OF TIGRIS AND EUPHRATES RIVERS POST IRAQ-US WAR IN 2003-2011en_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiIlmu Hubungan Internasionalen_US
dc.identifier.pembimbing1Suyani Indriastuti, S.Sos., M.Si., Ph.D.en_US
dc.identifier.pembimbing2Agus Trihartono, S.Sos., MA., Ph.D.en_US
dc.identifier.finalizationFinalisasi tanggal 25 2023_M.Arif Tarchimansyahen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record