Show simple item record

dc.contributor.authorATTAQIROH, Anjani Diah
dc.date.accessioned2023-05-23T12:16:19Z
dc.date.available2023-05-23T12:16:19Z
dc.date.issued2023-01-18
dc.identifier.nim191910201009en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/116439
dc.descriptionFinalisasi oleh Taufik Tgl 23 Mei 2023en_US
dc.description.abstractIndonesia merupakan salah satu negara produsen tempe terbesar di dunia dan Produksi tempe kebanyakan dilakukan oleh industri skala kecil dan rumah tanggaan yang dikutip berdasarkan catatan Badan Standardisasi Nasional pada tahun 2012. Pembuatan tempe umumnya dapat dilakukan dengan beberapa tahapan dan tahap yang paling penting adalah inkubasi. Pada industri skala kecil atau rumah tanggaan cara inkubasi untuk fermentasi dilakukan dengan meletakkan kedelai yang telah dikemas diatas papan dalam ruangan dan apabila cuaca dingin tempe ditutupi dengan kain sehingga masih kurang efektif karena suhu dan kelembaban akan berubah ubah sesuai dengan cuaca. Berdasarkan data Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia pada tahun 2015, suhu, kelembaban, dan waktu saat inkubasi adalah tiga faktor penting yang dapat mempengaruhi proses fermentasi tempe. Perubahan suhu dan kelembaban yang tidak menentu akan menyebabkan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk proses fermentasi tempe, sehingga ketiganya sangat erat hubungannya dalam proses inkubasi untuk fermentasi tempe. Oleh karena itu, diperlukan sistem yang dapat mengendalikan suhu untuk mempercepat waktu fermentasi tempe dan mencegah kegagalan fermentasi akibat cuaca yang tidak menentu. Penelitian ini menggunakan metode Proportional Integral Derivative (PID) untuk mengendalikan suhu di ruang inkubator fermentasi. Metode PID digunakan dengan tujuan karena kontrol PID memiliki karakteristik aksi kontrol yang cepat dan dapat mengurangi overshoot, sehingga mampu menghasilkan suhu yang stabil di dalam ruang inkubator fermentasi. Pada penelitian ini menggunakan Tuning Ziegler-Nichols 1 atau metode kurva reaksi untuk mendapatkan parameter PID. Tuning Ziegler-Nichols 1 dilakukan dengan memberikan sinyal uji yaitu elemen pemanas lampu pijar yang dijadikan sebagai input dan kemudian dilanjutkan dengan mengamati outputnya yaitu hasil pembacaan suhu dalam mencapai set point. Metode kurva reaksi dicirikan oleh 2 parameter yaitu nilai L (waktu delay) dan T (konstanta waktu) yang harus dicari berdasarkan hasil rekaman output. Setelah mendapatkan kedua parameter dapat dimasukkan kedalam rumus berdasarkan aturan Tuning Ziegler-Nichols 1 untuk mendapatkan nilai dari parameter PID. Nilai L dan T yang diperoleh berturut-turut adalah 3 detik dan 83 detik serta nilai Kp, Ki, Kd yang diperoleh berturut-turut adalah 33,19, 5,53, dan 49,78. Pengujian yang terdapat dalam penelitian ini yang pertama adalah pengujian sensor DHT22 dengan 2 pengujian yaitu suhu dan kelembaban yang dilakukan dengan membandingkan suhu yang terukur oleh DHT22 dan termometer serta kelembaban yang terukur oleh DHT22 dan higrometer, hasil dari pengujian tersebut adalah sensor DHT22 memiliki akurasi yang baik dalam membaca suhu dengan hasil % rata-rata error 0,74%, namun untuk kelembaban % rata-rata error diperoleh 5,8%. Pada pengujian keseluruhan dilakukan pengaturan nilai set point, kemudian PID akan secara otomatis mengatur penyalaan lampu. Apabila suhu yang terukur dalam inkubator masih jauh dari set point, lampu pijar menyala terus menerus dan ketika mendekati set point lampu pijar akan semakin meredup yang ditandai dengan arus lampu yang berubah. Kemudian setelah suhu mencapai set point lampu pijar akan off. Pada start awal untuk mencapai suhu 36 derajat celcius dibutuhkan waktu 70 detik, kemudian setelah mencapai set point lampu pijar off dan terjadi kenaikan suhu hingga 36,3˚C dan kembali menurun dengan waktu 60 detik hingga suhu stabil pada set pointnya. Pada pengujian perbandingan hasil dilakukan dengan membandingkan hasil dari fermentasi secara tradisional dan juga dengan inkubator dengan PID dengan tuning Ziegler-Nichols 1, Pada fermentasi tradisional tempe dapat matang dalam waktu 72 jam dan dengan inkubator fermentasi hanya dengan 16 jam. Selanjutnya pada pengujian PID, berdasarkan karakteristik respon sistem nilai rise time sebesar 70 detik, kemudian settling time sebesar 140 detik dan overshoot sebesar 0,8%. Pengendali PID dengan tuning Ziegler-Nichols bekerja dengan baik untuk menstabilkan suhu pada nilai 36 ˚C, dengan dibuktikan pada error steady state adalah 0,2%.en_US
dc.description.sponsorshipAli Rizal Chaidir, S.T., M.T. Ir. Sumardi, S.T., M.T.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Tekniken_US
dc.subjectPIDen_US
dc.subjectFERMENTASIen_US
dc.subjectSUHUen_US
dc.subjectSET POINTen_US
dc.subjectTUNING ZIEGLER-NICHOLSen_US
dc.titleSistem Pengendalian Suhu pada Inkubator Fermentasi Tempe dengan Metode Proportional Integral Derivative (PID) Secara Digitalen_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiStrata 1 Teknik Elektroen_US
dc.identifier.pembimbing1Ali Rizal Chaidir, S.T., M.T.en_US
dc.identifier.pembimbing2Ir. Sumardi, S.T., M.T.en_US
dc.identifier.validatorTaufiken_US
dc.identifier.finalizationTaufiken_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record