Evaluasi Pemanfaatan Gas Metana dari Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Studi Kasus di TPA Pakusari Jember

Abstract

Pengelolaan sampah di sebagian besar kota/kabupaten di Indonesia masih menerapkan paradigma lama yaitu kumpul-angkut-buang, dengan persentase sampah dibuang di TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) sebesar 60%. TPA Pakusari dioperasikan sejak tahun 1992 dan saat ini memiliki 3 zona aktif dan 1 zona pasif, dengan menerapkan sistem controlled landfill pada lahan seluas 4,5 Ha. Tinggi timbunan sampah di TPA Pakusari berkisar 10 m, yang berpotensi mengemisi gas metana akibat proses dekomposisi sampah organik. UPT TPA Pakusari memanfaatkan gas metana menjadi sumber bahan bakar masyarakat sekitar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan gas metana dan mengevaluasi pemanfaatan gas metana yang ada di TPA Pakusari. Metode penelitian ini dilakukan secara kuantitatif. Data yang dibutuhkan meliputi data sekunder (jumlah penduduk daerah pelayanan, dan data primer. Data yang telah diperoleh dianalisis menggunakan metode IPCC waste model dengan tingkat ketelitian perhitungan 1 (Tier-1). Adapun Teknik pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini dengan analisis deskriptif dengan menggambarkan hasil wawancara dengan responden. Wawancara dengan petugas TPA menunjukkan bahwasannya nilai pemanfaatan gas metana yang ada di TPA Pakusari tidak sesuai namun bukan berarti di TPA Pakusari tidak ada pemanfaatan hanya saja belum sesuai kriteria. Berdasarkan hasil sampling pada TPA Pakusari dan dari hasil perhitungan, didapatkan hasil sebagai berikut: rata-rata timbulan sampah sebesar 0,62 kg/org.hari atau 1,92 L/org.hari. rata-rata densitas sampah sebesar 323 kg/m3, sedangkan untuk komposisi sampah adalah sampah makanan sebesar 48,7% dan yang paling kecil komposis sampah karet dan kulit (0,4%). Hasil perhitungan estimasi gas metana tertinggi di tahun 2027 sebesar 0,49 GG/tahun.