Show simple item record

dc.contributor.authorHERDANEZZA, Phillia Tafwida
dc.date.accessioned2023-05-23T02:31:20Z
dc.date.available2023-05-23T02:31:20Z
dc.date.issued2022-12-15
dc.identifier.nim170910101048en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/116350
dc.description.abstractPertama kalinya dalam sejarah bilateral Korea Selatan dan Jepang, dua negara mencapai kesepakatan dalam Kerjasama Pertukaran Informasi Militer (General Security of Military Agreement, GSOMIA) pada 2016. Upaya panjang dalam mencapai kesepakatan ini pernah dilakukan, namun selalu kandas karena publik Korea Selatan selalu menentang GSOMIA. Pada tahun 2016, Presiden Park Geun-Hye (2013-2017) bersikeras menghidupkan kembali GSOMIA. Presiden Park merealisasikan kerjasama GSOMIA di tengah oposisi publik yang besar. Realisasi tersebut juga diputuskan tanpa melalui diskusi dengan Majelis Nasional Korea Selatan. Keputusan Presiden Park Geun-Hye tidak sejalan dengan fakta bahwa Korea Selatan merupakan negara demokratis. Korea Selatan yang merupakan negara demokratis justru mengabaikan suara masyarakat dalam perumusan kerjasama GSOMIA. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis keputusan Presiden Park Geun-Hye dalam merealisasikan kerjasama GSOMIA. Penelitian ini dibingkai ke dalam perspektif realisme neoklasik yang menggabungkan sisi kompetitif sistem internasional dan kepentingan domestic suatu negara dalam merumuskan kebijakan luar negeri. Maka dari itu, teori yang diterapkan dalam penelitian ini adalah decision making theory oleh Richard C. Snyder yang merupakan teori integral dari realisme neoklasik. Melalui Teori Decision-Making Process dari Snyder, penelitian ini diarahkan untuk menganalisis hanya pada keputusan subjektif Presiden Park Geun-Hye. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuasi-kualitatif dan metode studi literatur. Data-data dikumpulkan melalui berbagai sumber yang berkaitan dengan pernyataan dan pidato resmi kenegaraan dari Presiden Park Geun-Hye sebagai pembuat keputusan utama di Korea Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keputusan subjektif Presiden Park Geun-Hye untuk merealisasikan GSOMIA didorong oleh persepsinya terhadap beberapa faktor internal dan juga eksternal Korea Selatan. Berkaitan dengan faktor internal, kerjasama GSOMIA dilakukan karena Presiden Park Geun-Hye memandang bahwa pertahanan dan keamanan Korea Selatan masih lemah. Tidak hanya alasan domestik, kerjasama GSOMIA turut dipengaruhi oleh faktor eksternal. Menggunakan analisisi dari Snyder, penelitian ini menunjukkan bahwa Presiden Park Geun-Hye menjadikan kerjasama GSOMIA sebagai alat pertahanan Korea Selatan dari ancaman Korea Utara. Presiden Park Geun-Hye juga menginginkan adanya penguatan strategi geopolitik Korea Selatan melalui kerjasama GSOMIA.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politiken_US
dc.subjectGSOMIAen_US
dc.subjectKorea Selatanen_US
dc.subjectPark Geun-Hyeen_US
dc.titleKeputusan Presiden Park Geun-Hye dalam Realisasi Kerjasama GSOMIA dengan Jepang pada Tahun 2016en_US
dc.title.alternativePresident Park Geun-Hye's Decision in the Realization of GSOMIA with Japan in 2016en_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiIlmu Hubungan Internasionalen_US
dc.identifier.pembimbing1Agus Trihartono, S.Sos., M.A, Ph.Den_US
dc.identifier.pembimbing2Honest Dody Molasy S.Sos, MA., CIQaR., CIQnR.en_US
dc.identifier.finalizationFinalisasi tanggal 23 Mei 2023_M.Arif Tarchimansyahen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record