Show simple item record

dc.contributor.authorSHOLEHAH, Almaratus
dc.date.accessioned2023-05-22T04:09:23Z
dc.date.available2023-05-22T04:09:23Z
dc.date.issued2023-03-20
dc.identifier.nim191610101037en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/116319
dc.description.abstractOral candidiasis merupakan penyakit infeksi jamur pada mukosa rongga mulut dengan candida albicans sebagai penyebab utama. Penyakit ini termasuk infeksi oportunistik yang dipengaruhi oleh faktor resiko inang seperti infeksi HIV/AIDS, penggunaan imunosupresan dan antibiotik spektrum luas yang berkepanjangan dan defisiensi nutrisi. Ketika sistem imunitas tubuh inang melemah akan memberikan kesempatan C. albicans untuk invasi dan menginfeksi tubuh. Kejadian oral candidiasis di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi sebesar 20-25%. Infeksi jamur C. albicans pada wanita mencapai 38,1 % dengan rentang usia 21-65 tahun. Tingginya angka prevalensi oral candidiasis sejalan dengan kebutuhan terapi antijamur. Obat antijamur yang ada saat ini masih terbatas sehingga menyebabkan resistensi jamur dan kurang dapat mengatasi infeksi jamur di rongga mulut sehingga dibutuhkan hewan coba model oral candidiasis. Respon imun pada infeksi C. albicans diawali dengan inisiasi candida melalui Pathogen-Associated Molecular Pattern (PAMPs) C. albicans yang akan dikenali oleh Pattern Recognition Receptors (PRRs) inang. Sistem imun tubuh akan merekrut sel radang untuk mengeliminasi jamur. Jika kondisi sistem imun lemah dapat terjadi penurunan jumlah dan fungsi sel radang. Pada pembuatan tikus model oral candidiasis yang dilakukan sebelumnya oleh Sulistyani dkk. (2022), respon imun tikus diturunkan dengan injeksi steroid (Methylprednisolone). Pertahanan lokal yang berupa flora normal rongga mulut diturunkan melalui kombinasi air minum tikus dengan antibiotik (Tetracyclin). Hasil penelitian tersebut menunjukkan pada kelompok tikus model hari ke-8 setelah inokulasi C. albicans terjadi penurunan colony forming units (CFU) C. albicans dibandingkan pada kelompok tikus model hari ke-5. Kemudian jumlah laju endap darah (LED) mengalami peningkatan pada hari ke-8 dibandingkan hari ke-5. Penurunan CFU C. albicans dan peningkatam LED menandakan adanya penurunan infeksi jamur Candida pada hari ke-8 diduga karena peningkatan respon imun tikus akibat dari penurunan kadar steroid Methylprednisolone. Maka dari itu, perlu dilakukan evaluasi respon imun pada dorsum lidah tikus model oral candidiasis karena dorsum lidah adalah habitat utama C. albicans. Evaluasi respon imun tikus dapat melalui jumlah sel radang. Berdasarkan uraian tersebut peneliti ingin membuktikan peningkatan jumlah sel radang pada hari ke-8 setelah inokulasi C. albicans. Jenis penelitian berupa eksperimental laboratoris dengan rancangan penelitian posttest only control group design yang teridiri dari 2 kelompok yaitu kelompok kontrol (K) dan kelompok tikus model (P). Prosedur penelitian dimulai dengan pemotongan jaringan dalam blok parafin yang selanjutnya dilakukan pewarnaan jaringan menggunakan hematoksilin eosin (HE) sehingga dapat menganalisis perhitungan jumlah sel radang dalam preparat tikus model oral candidiasis. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan peningkatan jumlah sel radang pada tikus model (P) dibandingkan dengan kelompok kontrol (K) (p≤ 0,05). Dengan demikian, kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah terdapat peningkatan jumlah sel radang pada mukosa lidah tikus model oral candidiasis hari ke-8 setelah inokulasi C. albicans.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Kedokteran Gigien_US
dc.subjectCANDIDA ALBICANSen_US
dc.subjectORAL CANDIDIASISen_US
dc.subjectSEL RADANGen_US
dc.titleAnalisis Jumlah Sel Radang pada Mukosa Lidah Tikus Model Oral Candidiasis Betina Hari Ke-8en_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiPendidikan Dokter Gigien_US
dc.identifier.pembimbing1drg. Happy Harmono, M.Kesen_US
dc.identifier.pembimbing2Dr. drg. Erna Sulistyani, M.Kesen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record