Perjuangan Wong Agung Wilis Melawan VOC Belanda di Banyuwangi 1767 – 1769
Abstract
Kerajaan Blambangan merupakan kerajaan yang berada di ujung timur
Pulau Jawa, berpusat di daerah Kabupaten Banyuwangi saat ini. Dalam
perjalanannya kerajaan Blambangan mempunyai hubungan yang sangat erat dan
berada dibawah pengaruh kerajaan Bali. Pada masa pemerintahan Pangeran
Danurejo yang dibantu oleh patih yang bernama Mas Sirna yang berasal dari Bali
sekaligus adik tiri dari Pangeran
Danuningrat yang bergelar Pangeran Patih Wong
Agung Wilis terjadi konflik yang mengakibatkan Pangeran Danuningrat
menunjukkan sikap kooperatif dengan meminta bantuan VOC untuk mengusir
orang-orang Bali dari kerajaan Blambangan.
Konflik itu muncul ketika terdengar isu yang menyatakan bahwa patih
Wong Agung Wilis ingin menjadi raja Blambangan dan akan menduduki kerajaan
Blambangan, isu lain juga dilontarkan kalau Wong Agung Wilis sangat dekat
dengan penguasa Bali, hingga akhirnya kedudukan patih yang disandang oleh
Wong Agung Wilis diserahkan kepada Sutajiwa yang merupakan putra dari
Pangeran Danuningrat.
Adapun rumusan masalahnya yaitu apa latar belakang Wong Agung Wilis
berjuang melawan VOC Belanda di Banyuwangi pada tahun 1767
dan
Bagaimanakah perjuangan Wong Agung Wilis dalam melawan VOC Belanda di
Banyuwangi pada tahun 1767 – 1769. tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian
ini adalah mengetahui latar belakang Wong Agung Wilis sebagai pemimpin
perjuangan rakyat Blambangan melawan VOC Belanda di Banyuwangi pada tahun 1767 – 1769 dan mengetahui perjuangan Wong Agung Wilis besarta rakyat
Banyuwangi dalam melawan VOC Belanda di Banyuwangi pada tahun 1767 –
1769. Metode yang digunakan adalah metode penelitian sejarah yang meliputi:
heurustik, kritik, interpretasi dan historiografi.
Wong Agung Wilis merupakan seorang pemimpin rakyat Blambangan
sekaligus simbol perlawanan yang menentang kehadiran VOC Belanda yang
diyakini sebagai pihak penjajah. Wong Agung Wilis dalam memobilisasi masa
dilakukan secara rahasia. Kecerdikan Wong Agung Wilis dalam memperdaya
orang-orang VOC Belanda berpura-pura memihak VOC Belanda. Wong Agung
Wilis setelah datang dari Bali, dan kembali ke Blambangan diberitakan diangkat
sebagai pangeran Blambangan oleh VOC Belanda. Kehadiran Wong Agung Wilis
di Blambangan didengar oleh rakyat dan mendapat dukungan dari orang-orang
Cina dan Bugis untuk melawan VOC Belanda.
Penghimpunan kekuatan Wong Agung Wilis rupanya telah disinyalir oleh
Johannes Vos, Gubernur pantai timur Pulau Jawa yang mengirim surat tertanggal
20 Oktober 1767, agar memberi tambahan bantuan militer ke Blambangan. Selain
itu pihak VOC Belanda juga menggunakan siasat adu domba dengan sengaja
mengangkat Mas Bagus Anom dan Mas Uno sebagai bupati Blambangan Timur
dan bupati Blambangan Barat pada 1767.
Pertempuran sengit terjadi dan berkobar dimana-mana antara lain di
Songgon, Rogojampi, Blimbingsari, Muncar dan lain-lain. Pasukan Wong Agung
Wilis mengalami kekalahan hingga akhirnya Wong Agung Wilis tertangkap dan
diasingkan. namun demikian berkat nama besarnya yang berpengaruh maka para
pengikutnya yang masih tersisa di Blambangan terus bangkit untuk mengadakan
perlawanan terhadap kaum Penjajah VOC Belanda. Selama Perang yang dimulai
sejak 21 Maret 1767 dan berakhir pada tanggal 18 Mei 1768, serdadu Belanda
banyak yang gugur.