AGRESI MILITER ISRAEL KE JALUR GAZA TAHUN 2008-2009
Abstract
Latar belakang pemilihan permasalahan ini yaitu sejak Hamas memenangkan
pemilu Palestina pada tanggal 25 Januari 2006, Hamas kemudian berkuasa di Jalur
Gaza. Israel merasa terancam dengan keberadaan Hamas yang menempuh jalan
radikal dalam menghadapi Israel. Setelah berkuasa, Hamas melakukan penculikan
Kopral Gilad Shalit untuk ditukar dengan para tawanan Palestina. Israel melancarkan
Operation Summer Rains dan Operation Autumn Clauds untuk membebaskan Kopral
Gilad Shalit. Dua operasi militer Israel gagal dalam membebaskan tentaranya. Untuk
memperbaiki kesalahan Israel dalam dua operasi militer ini, maka Israel melancarkan
agresi militer ke Jalur Gaza pada tanggal 27 Desember-18 Januari 2009 dengan nama
Operation Cast Leads yang mempunyai misi membebaskan Kopral Gilad Shalit,
menghentikan peluncuran roket Hamas ke wilayah Israel dan menghancurkan
gerakan Hamas.
Rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian adalah: (1) apa latar
belakang agresi militer Israel ke Jalur Gaza pada tahun 2008-2009?; (2)
bagaimanakah proses, strategi Israel dan Hamas dalam agresi militer Israel ke Jalur
Gaza pada tahun 2008-2009?; (3) bagaimanakah dampak agresi militer Israel ke Jalur
Gaza pada tahun 2008-2009 terhadap situasi politik Palestina dan Israel pasca agresi
militer?. Sedangkan tujuan penelitian antara lain: (1) untuk mengkaji mengenai latar
belakang terjadinya serangan militer Israel ke Jalur Gaza tahun 2008-2009; (2) untuk
menganalisis proses serangan militer Israel ke Jalur Gaza tahun 2008-2009; (3) untuk
menganalisis dampak serangan militer Israel ke Jalur Gaza pada tahun 2008-2009
terhadap situasi Politik Palestina dan Israel pasca agresi militer. Manfaat dari penelitian ini antara lain: (1) bagi penulis, untuk menambah wawasan tentang sejarah
Asia Barat pada umumnya dan menambah wawasan tentang konflik Palestina dengan
Israel pada khususnya. (2) bagi pembaca, untuk menambah referensi tentang sejarah
konflik Palestina dengan Israel. (3) bagi ilmu pengetahuan, hasil penelitian ini
diharapkan menambah perbendaharaan ilmu sejarah, khususnya tentang sejarah Asia
Barat yang berkaitan dengan konflik Palestina dengan Israel. (4) bagi masyarakat
umum, karya ini diharapkan dapat meningkatkan rasa solidaritas bagi perjuangan
kemerdekaan bangsa Palestina. (5) bagi almamater merupakan salah satu perwujudan
Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Dharma Penelitian.
Metode penelitian menggunakan metode sejarah dengan pendekatan politik,
empat tahapan, tahap pertama heuristik atau pengumpulan sumber, tahap kedua
penyeleksian dan pengujian sumber yang disebut dengan kritik, tahap ketiga
interpretasi yaitu penafsiran dari sumber-sumber yang didapat dan tahap keempat
menyajikan penelitian dalam bentuk tulisan atau historiografi.
Kesimpulan yang dapat diambil Agresi militer Israel ke Jalur Gaza tahun
2008-2009 dilatarbelakangi oleh faktor politik, faktor ekonomi dan faktor geografi.
Israel mempersiapkan agresi militer ke Jalur Gaza dengan menerapkan serangan
langsung. Hamas dalam menghadapi serangan militer Israel, menerapkan taktik
penyerangan secara terus-menerus ke wilayah Israel. Serangan Israel ke Jalur Gaza
dimulai pada tanggal 27 Desember 2008 ketika pasukan udara Israel melakukan
penyerangan ke kota Beit Hanoun di utara Jalur. Serangan ini dibalas Hamas dengan
menembakkan roket ke arah pasukan Israel dan ke wilayah Israel. Kemudian terjadi
aksi saling serang antara Israel dan Hamas hingga berakhir pada tanggal 18 Januari
2009 ketika Israel telah mengumumkan gencatan senjata sepihak pada pukul 02.00
dini hari dan Hamas pada pukul 16.00 sore hari, maka berakhirlah serangan Israel
selama 22 hari di Jalur Gaza. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka saran yang dapat penulis kemukakan
yaitu, (1) Bagi peneliti, lebih banyak menelaah hasil penelitian orang lain sebagai
penambah wawasan dan bahan pembanding supaya hasil penelitian lebih baik, (2)
Bagi mahasiswa khususnya mahasiswa program studi pendidikan sejarah sebagai
calon guru sejarah, lebih memperdalam penguasaan materi sejarah, (3) Bagi pendidik
hendaknya mengajarkan pentingnya rasa solidaritas bagi perjuangan kemerdekaan
bangsa Palestina.