dc.contributor.author | MR, Bima El Mohamed | |
dc.date.accessioned | 2023-05-11T06:25:37Z | |
dc.date.available | 2023-05-11T06:25:37Z | |
dc.date.issued | 2023-01-19 | |
dc.identifier.nim | 170910101057 | en_US |
dc.identifier.uri | https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/116084 | |
dc.description | Finalisasi unggah file repositori tanggal 11 Mei 2023_Kurnadi | en_US |
dc.description.abstract | Hubungan Internasional tidak hanya membahas tentang hubungan antar
negara yang berbasis pemerintah dengan pemerintah, tetapi hubungan internasional
telah berkembang menjadi lebih kompleks dan beragam dengan terlibatnya aktor
non-state di dalam hubungan internasional. Salah satu dari perkembangan
hubungan internasional adalah adanya diplomasi yang tidak lagi berbasis pada aktor
negara, tetapi aktor non pemerintah yang saat ini berkembang pesat.
Salah satu negara yang menggunakan diplomasi sebagai salah alat untuk
menjalankan hubungan internasional adalah Taiwan. Taiwan merupakan negara
yang cukup rumit perihal kedaulatannya sebagai negara dikarenakan status dari
negara tersebut yang masih belum diakui secara de jure oleh negara lain secara
menyeluruh perihal statusnya yang masih diakui menjadi salah satu bagian dari
Cina melalui One China Policy.
One China Policy merupakan bentuk kebijakan dari pemerintah Cina yang
digunakan untuk menjaga kedaulatan dan integritas teritorial Cina, dan basisnya,
baik secara de facto maupun de jure yang menyebutkan bahwa Taiwan adalah
bagian tak terpisahkan dari China (China’s Minister of Foreign Affair). Sehingga
tidak ada negara yang mempunyai hubungan diplomatik dengan Cina yang boleh
memberikan senjata kepada Taiwan atau mengadakan aliansi militer dalam bentuk
apa pun dengan Taiwan. Semua negara yang memelihara hubungan diplomatik
dengan Cina harus mematuhi prinsip-prinsip saling menghormati kedaulatan dan
integritas teritorial dengan tidak mencampuri urusan dalam negeri masing-masing,
dan menahan diri dari memberikan senjata ke Taiwan atau membantu Taiwan memproduksi senjata dalam bentuk apa pun atau dengan dalih apa pun (China’s
Minister of Foreign Affair).
Meskipun pemerintah Taiwan mengklaim sebagai negara merdeka yang
secara resmi disebut "Republik China (ROC)", negara mana pun yang
menginginkan hubungan diplomatic resmi dengan Cina daratan harus memutuskan
hubungan diplomatic resmi dengan Taipei. Hal tersebut mengakibatkan isolasi
diplomatik Taiwan dari komunitas internasional (BBC, 2021).
Dengan premis ini, akhirnya pemerintah Taiwan menjalin mitra kerjasama
non resmi dengan komunitas yang dipimpin ASEAN dalam proses pembangunan
jaringannya ke dalam bagian dari Taiwan’s New Southbound Policy Partners.
Kebijakan tersebut bertujuan untuk memanfaatkan aset budaya, pendidikan,
teknologi, pertanian, dan ekonomi Taiwan untuk meningkatkan integrasi regional
Taiwan dan mempromosikan pengembangan kawasan Indo-Pasifik yang lebih luas.
Rencana tersebut bergantung pada penempaan “rasa komunitas ekonomi”
dan membentuk “konsensus untuk kerja sama” dengan 18 negara yang dianggap
Taiwan sebagai mitra kerjasama potensial. Karena Taiwan tidak memiliki
hubungan diplomatik formal dengan negara-negara yang ditargetkan oleh New
Southbound Policy (NSP), Taiwan harus secara kreatif mendorong kolaborasi
bilateral (Hsu, Chia-e, Pan, Wei-Han, & Chen, 2017: 5).
Terdapat empat sektor yang menjadi poin utama dalam New Southbound
Policy (Department of Information Services, 2019)
1. Kerjasama ekonomi dan perdagangan
Bertujuan untuk membangun kemitraan ekonomi dan perdagangan baru
dengan mengekspor layanan konstruksi infrastruktur, membantu usaha kecil dan
menengah Taiwan untuk berkembang di negara-negara target, dan memberikan
bantuan keuangan kepada perusahaan Taiwan. Juga, terhubung lebih dekat dengan
rantai pasokan dan permintaan domestik di negara-negara target, dan berkolaborasi
dalam proyek infrastruktur | en_US |
dc.description.sponsorship | Dosen Pembimbing Utama : Drs. Sus Eko Zuhri Ernada ,M.A
Dosen Pembimbing Anggota : Agus Trihartono S.Sos., M.A., Ph.D | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.publisher | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik | en_US |
dc.subject | UPAYA GASTRODIPLOMASI | en_US |
dc.subject | PARIWISATA TAIWAN | en_US |
dc.title | Upaya Gastrodiplomasi Dalam Membangun Pariwisata Taiwan | en_US |
dc.type | Skripsi | en_US |
dc.identifier.prodi | Ilmu Hubungan Internasional | en_US |
dc.identifier.pembimbing1 | Drs. Sus Eko Zuhri Ernada ,M.A | en_US |
dc.identifier.pembimbing2 | Agus Trihartono S.Sos., M.A., Ph.D | en_US |
dc.identifier.validator | Kacung-10 Februari 2023 | en_US |