dc.description.abstract | Diabetes melitus (DM) adalah penyakit metabolik kronis yang menjadi masalah global dengan konsekuensi sosial, kesehatan, dan ekonomi yang sangat besar. Intervensi diet telah dianggap sebagai sebagai strategi yang cukup efektif untuk mencegah terjadinya DM beserta komplikasinya. Kopi diketahui mengandung beberapa senyawa bioaktif, seperti kafein, asam klorogenat, trigonelin, kafestol, dan kahweol yang telah dikaitkan dengan penurunan resiko DM tipe 2. Di Indonesia, kopi olahan yang banyak beredar di pasaran biasanya tersedia dalam dua bentuk, yaitu kopi tubruk dan kopi instan. Akan tetapi, studi yang membandingkan kedua jenis kopi tersebut masih menunjukkan hasil yang tidak konsisten sehingga diperlukan investigasi lebih lanjut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari kebiasaan konsumsi kopi terhadap kadar glukosa darah petani di Desa Jenggawah, Kecamatan Jenggawah, Kabupaten Jember. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional yang dilakukan di Desa Jenggawah, Kecamatan Jenggawah, Kabupaten Jember. Sampel dari penelitian ini adalah 137 orang petani yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan. Penilaian kebiasaan konsumsi kopi dilakukan menggunakan kuesioner, sedangkan data kadar glukosa darah sewaktu didapatkan dari rekam medis kegiatan Bakti Sosial Akbar dan Pengobatan Gratis Agromedis di Desa Jenggawah pada bulan Juni 2022. Analisis statistik dengan uji Kruskall-Wallis yang dilanjutkan dengan analisis multivariat menggunakan uji regresi linier dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara kebiasaan konsumsi kopi terhadap kadar glukosa darah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kopi yang jenis kopi yang paling banyak dikonsumsi oleh sampel adalah kopi tubruk (41,6%). Mayoritas sampel pada penelitian ini mengonsumsi kopi sebanyak 1-2 cangkir/hari (27,7%). Berdasarkan jumlah tambahan gula pada kopi, terdapat sebanyak 17,5% sampel yang mengonsumsi kopi instan campuran dan konsumen kopi tubruk biasanya menambahkan gula sebanyak ≥3 sendok teh pada kopi yang dikonsumsi (23,4%). Tidak didapatkan perbedaan yang signifikan secara statistik dari kadar glukosa darah sewaktu antar kelompok, baik berdasarkan variabel jenis kopi yang dikonsumsi (p=0,212), tingkat konsumsi kopi (p=0,211), dan jumlah gula yang ditambahkan pada kopi (p=0,086). Namun, hasil uji regresi linier menunjukkan bahwa jumlah tambahan gula pada kopi memiliki pengaruh yang paling besar terhadap kadar glukosa darah daripada variabel bebas lainnya (p=0,031). Kesimpulannya, tidak terdapat pengaruh antara kebiasaan konsumsi kopi dengan kadar gula darah sewaktu petani di Desa Jenggawah. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan ini. | en_US |