dc.description.abstract | Kepadatan Penduduk di Indonesia menyebabkan kebutuhan lahan
meningkat sehingga terjadi alih fungsi penggunaan lahan dari pertanian ke non
pertanian. Solusi dari permasalahan tersebut adalah Urban Farming. Salah satu
contoh penerapan Urban Farming yaitu microgreens. Microgreens yang populer
dan banyak diminati masyarakat yaitu microgreens bunga matahari (Helianthus
annuus L.). Microgreens bunga matahari (Helianthus annuus L.) merupakan
tanaman bunga matahari yang dipanen di tahap pertumbuhan daun sejati pertama.
Microgreens bunga matahari kaya akan nutrisi yaitu protein, vitamin C, total fenol
(asam caffeic dan protocatechuic), serat, dan memiliki antioksidan tinggi.
Proses penanaman microgreens mempengaruhi kualitas panen yang
dihasilkan. Tanaman microgreens yang dipanen sering mengalami beberapa
masalah seperti daun yang ukurannya kecil, batang yang tidak kuat, tanaman
pucat dan berbau, serta di beberapa titik terdapat jamur. Faktor-faktor abiotik
seperti media tanam dan air dapat mempengaruhi pertumbuhan microgreens
bunga matahari. Tujuan penelitian ini adalah: 1) Menganalisis pengaruh media
tanam dan frekuensi penyiraman air terhadap pertumbuhan microgreens bunga
matahari (Helianthus annuus L.). 2. Mengetahui interaksi media tanam dan
frekuensi penyiraman air yang efektif terhadap pertumbuhan microgreens bunga
matahari (Helianthus annuus L.). 3. Menghasilkan booklet yang valid dari
penelitian tentang Pengaruh Media Tanam dan Frekuensi Penyiraman Air
Terhadap Pertumbuhan Microgreens Bunga Matahari (Helianthus annuus L.).
Penelitian ini merupakan penelitian ekperimental. Penelitian ini
menggunakan media tanam rockwool (m1), cocopeat (m2) dan arang sekam (m3).
Perlakuan frekuensi penyiraman air pada penelitian ini yaitu penyiraman air 1 kali
sehari (p1), penyiraman air 2 kali sehari (p2), dan penyiraman air 3 kali sehari (p3).Terdapat 9 perlakuan dan tiga ulangan, sehingga jumlah tray yaitu 27 tray
microgreens bunga matahari (Helianthus annuus L.). Penanaman microgreens
membutuhkan waktu 10 hari. Parameter pada penelitian ini yaitu tinggi tanaman,
panjang hipokotil, panjang epikotil, jumlah daun, berat basah, berat layak
konsumsi dan berat kering. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak
Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor perlakuan yaitu media tanam dan
frekuensi penyiraman air. Ulangan pada penelitian ini yaitu 3 kali. Data pada
penelitian ini dianalisis terhadap tiap parameter menggunakan IBM SPSS Statistic
25 yaitu dengan analisis sidik ragam (ANAVA) pada taraf uji 5% dan dilakukan
uji lanjutan Duncan pada taraf uji 5%.
Hasil penelitian menunjukkan media tanam dan frekuensi penyiraman air
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan microgreens bunga matahari
Interaksi media tanam dan frekuensi penyiraman air dengan tinggi tanaman,
panjang hipokotil, berat basah, berat layak konsumsi dan berat kering tertinggi
adalah perlakuan m1p3 (media tanam rockwool dengan penyiraman 3 kali sehari)
yaitu dengan tinggi tanaman 7,67 cm, panjang hipokotil 7,09 cm, panjang epikotil
0,36 cm, jumlah daun 2,53, berat basah 6,67 g, berat layak konsumsi 20,67 g dan
berat kering 1,22 g.
Kesimpulan pada penelitian ini yaitu jenis media tanam berpengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan microgreens bunga matahari khususnya pada
tinggi tanaman, panjang hipokotil, panjang epikotil, jumlah daun, berat basah,
berat layak konsumsi dan berat kering. Frekuensi penyiraman air berpengaruh
signifikan terhadap tinggi tanaman, panjang hipokotil, dan panjang epikotil
microgreens bunga matahari. Terdapat interaksi media tanam dan frekuensi
penyiraman air terhadap pertumbuhan microgreens bunga matahari. Kombinasi
perlakuan terbaik yaitu perlakuan m1p3 (rockwool + penyiraman 3 × sehari). Hasil
validasi booklet “Budidaya Si Kecil Kaya Nutrisi Microgreens Bunga Matahari
(Helianthus annuus L.” adalah layak sebagai bahan bacaan. Namun, diperlukan
sedikit revisi untuk menyempurnakan booklet sebelum dipublikasikan. | en_US |