Show simple item record

dc.contributor.authorMahdani, Erghi Okta
dc.date.accessioned2023-04-18T03:58:53Z
dc.date.available2023-04-18T03:58:53Z
dc.date.issued2023-01-31
dc.identifier.nim180910101039en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/115611
dc.description.abstractVirus COVID-19 yang muncul pertama kali di akhir Desember 2019 di Kota Wuhan, Tiongkok mengejutkan banyak pihak dikarenakan penyebarannya yang sangat cepat. Sebagai negara yang pertama kali berhasil mengatasi pandemi, Tiongkok mampu mengendalikan penyebaran virus ini. Tiongkok membuat beberapa kebijakan luar negeri untuk membantu mengatasi pandemi COVID-19. Beberapa kebijakan tersebut berupa mengirimkan masker, tim medis, dan alat test. Melalui perusahaan dalam negerinya Tiongkok dapat memproduksi vaksin untuk mengatasi pandemi COVID-19. Vaksin dimanfaatkan Tiongkok untuk menjadi bagian dari diplomasinya. Melalui diplomasi vaksin, Tiongkok berusaha memperkuat hegemoninya dengan penjualan vaksin. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis alasan Tiongkok menggunakan diplomasi sebagai alat untuk memperkuat hegemoninya melalui penjualan vaksin. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan studi literature. Penelitian ini menggunakan paradigma neorealis untuk melihat bagaimana diplomasi vaksin yang dilakukan oleh Tiongkok memiliki maksud tersembunyi didalamnya. Konsep geopolitik digunakan dalam penelitian ini untuk menjelaskan kondisi geopolitik Tiongkok. Konsep diplomasi vaksin juga digunakan untuk menjelaskan bagaimana diplomasi vaksin yang Tiongkok lakukan dapat membantu Tiongkok mengatasi pandemi untuk masyarakat internasional. Hasil dari penelitian ini menjelaskan alasan Tiongkok menggunakan diplomasi vaksin. Melalui diplomasi vaksin, Tiongkok berusaha memperkuat hegemoninya yang sebelumnya melemah di kawasan yang disebabkan oleh pandemi COVID-19. Diplomasi vaksin dilakukan Tiongkok melalui skema donasi dan penjualan vaksin. Donasi vaksin yang dilakukan Tiongkok dilakukan sebagai langkah awal untuk mempromosikan vaksin Sinopharm dan Sinovac. Setelah berhasil mendonasikan vaksinnya ke negara lain, Tiongkok mulai menjual vaksinnya. Penjualan vaksin inilah yang digunakan Tiongkok untuk memperkuat hegemoninya. Diplomasi vaksin Tiongkok juga menutup kesenjangan vaksinasi dan memenuhi vaksinasi bagi negara berkembang. Diplomasi vaksin Tiongkok juga memiliki tantangan dalam pelaksanannya. Hambatan tersebut berupa rendahnya tingkat efikasi vaksin yang diproduksi oleh Tiongkok. Namun, tidak sepenuhnya membatalkan inisiatif diplomasi vaksin Tiongkok. Diplomasi vaksin Tiongkok memiliki keungulan dalam hal kecepatan, jumlah, dan logistik menjadi keunggulan bagi vaksin Tiongkok, terutama di daerah di mana tidak ada alternatif vaksin yang dapat diakses.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politiken_US
dc.titleDiplomasi Vaksin sebagai Alat untuk Memperkuat Hegemoni Chinaen_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiHubungan Internasionalen_US
dc.identifier.pembimbing1Drs. Djoko Susilo, M.Sien_US
dc.identifier.pembimbing2Drs, Sus Eko Zuhri Ernada, Grad. Dipl, IR, M.Aen_US
dc.identifier.finalizationFinalisasi tanggal 18 April 2023_M.Arif Tarchimansyahen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record