HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN SANTRI TENTANG PHBS DAN PERAN USTADZ DALAM MENCEGAH PENYAKIT SKABIES DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENYAKIT SKABIES
Abstract
Penyakit skabies merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi dan
sensitisasi tungau Sarcoptes Scabiei varian hominis dan produknya pada tubuh.
Penyakit ini sering di temukan di Indonesia karena Indonesia mempunyai iklim tropis
yang sangat mendukung perkembangan agen penyebab skabies. Di Indonesia skabies
sering disebut kudis atau orang jawa biasa menyebut gudik. Penyakit ini banyak
dijumpai pada anak dan orang dewasa muda, tetapi dapat juga mengenai semua umur.
Penyakit skabies pada umumnya menyerang individu yang hidup berkelompok
seperti di asrama, pesantren, lembaga pemasyarakatan, rumah sakit, perkampungan
padat, dan rumah jompo. Beberapa faktor yang dapat membantu penyebarannya
adalah kemiskinan, hygiene yang jelek, seksual promiskuitas, diagnosis yang salah,
demografi, ekologi dan derajat sensitasi individual. Sampai saat ini, penyakit skabies
di pondok pesantren masih selalu terjadi. Begitu juga yang terjadi di Jawa Timur dan
Kabupaten Jember. Data di Kabupaten Jember menunjukkan bahwa penyakit skabies
merupakan penyakit yang sering diderita oleh para santri di pondok pesantren yang
dikarenakan oleh kurangnya pengetahuan dan rendahnya perilaku hidup bersih dan
sehat oleh para santri. Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya pencegahan terhadap
penyakit skabies pada santri di pondok pesantren.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan
santri tentang PHBS dan peran ustadz dalam mencegah penyakit skabies dengan perilaku pencegahan penyakit skabies pada santri di pondok pesantren Al-Falah
Kecamatan Silo Kabupaten Jember. Jenis Penelitian ini menggunakan metode
penelitian kuantitatif dan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh santri di Pondok Pesantren Al-Falah Kecamatan Silo
Kabupaten Jember. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 88 santri yang
diperoleh dari rumus Snedecor dan Cochran. Pengambilan data dalam penelitian ini
melalui penyebaran kuesioner dan peneliti akan memandu dalam proses pengisian
kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya karakteristik responden
sebagian besar berumur 13-15 tahun dan sebanyak 53,41% berjenis kelamin
perempuan. Tingkat pengetahuan responden tentang perilaku hidup bersih dan sehat
dengan persentase 54,5% adalah sedang dan peran ustadz sebagai orang penting
dengan persentase 83% adalah tinggi. Sedangkan perilaku pencegahan penyakit
skabies pada santri di Pondok Pesantren Al-Falah Kecamatan Silo Kabupaten Jember
dengan persentase 47,7% adalah dalam kategori sedang dalam hal membiasakan diri
untuk selalu hidup bersih dan sehat.
Disamping itu hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara
pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan sehat dengan perilaku pencegahan
penyakit skabies pada santri di Pondok Pesantren Al-Falah dengan p value = 0,001,
dan ada hubungan antara peran ustadz dengan perilaku pencegahan penyakit skabies
pada santri di Pondok Pesantren Al-Falah dengan p value = 0,047. Berdasarkan hasil
penelitian, diharapkan Puskesmas Silo dan pihak pondok pesantren bekerjasama
dalam upaya meningkatkan pengetahuan santri tentang PHBS serta upaya pencegahan
penyakit skabies melalui sosialisasi informasi oleh petugas kesehatan dengan
menggunakan metode dan media yang lebih bervariatif. Selain itu perlu adanya kerja
sama dengan PDAM dalam rangka penyediaan sarana air bersih mengingat di Pondok
Pesantren Al-Falah penyediaan air bersih masih sangat kurang.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]