Show simple item record

dc.contributor.authorSofie Praditya
dc.date.accessioned2013-12-20T09:20:00Z
dc.date.available2013-12-20T09:20:00Z
dc.date.issued2013-12-20
dc.identifier.nimNIM042110101061
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/11518
dc.description.abstractRumah merupakan persyaratan pokok bagi kehidupan manusia. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Kurang lebih separuh hidup manusia akan berada di rumah sehingga kualitas rumah akan sangat berdampak terhadap kondisi kesehatannya. Rumah dapat dikatakan sehat apabila telah memenuhi syarat sebagai berikut: a) Rumah harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat terpenuhi kebutuhan fisik dasar dari penghuninya; b) Rumah harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat terpenuhi kebutuhan kejiwaan dasar dari penghuninya. Tergantung dari pola hidup yang dimiliki oleh penghuni, maka apa yang disebut kebutuhan kejiwaan dasar ini amat relatif sekali; c) Rumah tersebut harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat melindungi penghuni dari kemungkinan penularan penyakit atau berhubungan dengan zat-zat yang membahayakan kesehatan; d) Rumah harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat melindungi penghuni dari kemungkinan terjadinya bahaya atau kecelakaan. Kondisi rumah yang tidak sehat dapat beresiko menularkan penyakit, terutama penyakit berbasis lingkungan, karena rumah yang tidak sehat erat hubungannya dengan sanitasi lingkungan.. Salah satu penyakit berbasis lingkungan yang dijumpai di Indonesia adalah Demam Berdarah Dengue (DBD). Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jember tahun 2009 menyebutkan bahwa terjadi kasus DBD sebanyak 1093 kasus dengan jumlah kematian penduduk sebanyak 5 jiwa dan Incident Rate (IR) mencapai 46,05% serta Case Fatality Rate (CFR) mencapai 0,46%. Angka kejadian DBD yang berada dibawah 50% dan kasus kematian yang berada di bawah 1% dikarenakan oleh masih terus digalakkannya program PSN oleh Pemkab Jember yang bekerjasama dengan instansi kesehatan terkait dan kesadaran para warga dalam membantu upaya pemberantasan penyakit DBD tersebut. Berdasarkan sebaran data didapatkan bahwa salah satu kecamatan dengan jumlah kasus terbanyak adalah Kecamatan Sumbersari dengan jumlah sebanyak 217 kasus dan 124 diantaranya berada di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari dengan jumlah kematian mencapai 2 jiwa. Penelitian ini dilakukan pada wilayah kerja Puskesmas Sumbersari dengan mengambil sejumlah 54 sampel rumah penduduk yang pernah menderita DBD. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survey dan survey dalam penelitian ini termasuk ke dalam survey rumah tanga (household survey). Teknik pengambilan data dilakukan dengan cara menggunakan lembar kuesioner dan lembar observasi. Hasil penelitian menunujukkan bahwa terdapat beberapa rumah penduduk yang pernah menderita DBD termasuk dalam kategori tidak sehat, seperti: tidak terdapatnya langit-langit, tempat sampah yang tidak memenuhi syarat (seperti: tidak kedap air dan tidak ada tutup) serta saluran limbah yang langsung dibuang ke sungai tanpa melalui proses pengolahan. Selain itu, ditemukannya jentik nyamuk dalam lubang bambu, kebiasaan menggantung baju, tidak ada pemasangan kawat kasa, tidak adanya pemasangan kelambu di kamar tidur dan tidak dilakukannya penaburan bubuk abate pada kamar mandi yang jarang dikuras. Saran yang dapat diberikan adalah sebaiknya perlu dilakukan perbaikan terhadap komponen rumah penduduk yang tergolong tidak sehat, seperti: perbaikan pada langit-langit, penambahan semen pada dinding yang masih semi permanen dan sebagainya. Perlu digalakkannya kembali program PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dengan mengambil peran aktif warga sekitar dengan melakukan: pengurasan bak mandi seminggu sekali, mengubur barang bekas dan menutup tempat penampungan air. Selain itu, perlunya kegiatan kerja bakti bersih kampung pada tempat-tempat yang diyakini sebagai perindukan nyamuk untuk mengendalikan populasi nyamuk Aedes aegypti. Perlunya peran serta lembaga terkait untuk melaksanakan program abatisasi dan penyuluhan tentang pentingnya pemasangan kawat kasa ke rumah-rumah penduduk untuk dapat menghalangi masuknya nyamuk Aedes aegypti sehingga dapat meminimalisir penularan penyakit DBD dari rumah ke rumah.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries042110101061;
dc.subjectHouse, DHF, Sanitationen_US
dc.titleAMBARAN SANITASI LINGKUNGAN RUMAH TINGGAL DENGAN KEJADIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBERen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record