Hubungan antara Asupan Zat Gizi dan Stres dengan Sindrom Premenstruasi pada Remaja Putri di SMK Negeri 1 Jember
Abstract
Pada remaja putri pubertas ditandai dengan dimulainya menstruasi. Bagi
banyak anak perempuan, menstruasi merupakan masalah yang serius, seperti sakit
kepala, sakit punggung, dan mengalami perubahan emosi. Gangguan yang ada pada
wanita saat menghadapi menstruasi ini salah satunya disebabkan adanya sindrom
premenstruasi. Sindrom premenstruasi merupakan gangguan yang dirasakan meliputi
gejala fisik, psikologis, dan perilaku yang terjadi selama akhir fase luteal dalam siklus
menstruasi dan berakhir dengan awitan menstruasi. Sindrom premenstruasi
menyebabkan seorang wanita mengalami gangguan dalam fungsi dan aktivitas seharihari.
Sekitar
80%
sampai
95%
perempuan
umur
16-45
tahun
mengalami
gejala-gejala
sindrom
premenstruasi
yang
dapat
mengganggu
aktivitas.
Faktor-faktor
risiko
yang
dapat
mempengaruhi
terjadinya
sindrom
premenstruasi
tersebut
antara
lain
defisiensi
zat
gizi
mikro,
seperti
kurang
vitamin
B
, kalsium serta magnesium, dan stres. Faktor
lainnya adalah usia, genetik, kebiasaan makan, dan kurang berolahraga. Hasil dari
studi pendahuluan menunjukkan bahwa SMK Negeri 1 Jember memiliki jumlah siswi
terbanyak. Berdasarkan hasil dari penyebaran angket juga diketahui bahwa 80% siswi
dari 60 siswi yang telah diberi angket mengalami sindrom premenstruasi.
6
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara asupan zat
gizi dan stres dengan sindrom premenstruasi pada remaja putri di SMK Negeri 1
Jember. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional. Menurut waktu
penelitian yang dilakukan, penelitian ini bersifat cross sectional. Jumlah sampel
dalam penelitian sebanyak 90 responden. Penelitian dilakukan mulai bulan Oktober–
November 2011 di SMK Negeri 1 Jember. Pengumpulan data dilakukan melalui
wawancara dengan menggunakan kuesioner. Dalam penelitian ini, uji statistik yang
digunakan dalam menganalisis hubungan antara asupan zat gizi dan stres dengan
sindrom premenstruasi adalah uji statistik asosiasi asimetri lambda statistik L
dengan α = 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden termasuk
kategori umur remaja akhir dan memiliki genetik sindrom premenstruasi. Ditinjau
dari asupan kalsium, vitamin B
, dan magnesium, sebagian besar remaja putri
memiliki asupan zat gizi tersebut dengan kategori defisit. Remaja putri juga sebagian
besar mengalami stres dan sindrom premenstruasi.
6
Berdasarkan hasil uji asosiasi asimetri lambda statistik L
diketahui bahwa
terdapat hubungan antara asupan kalsium dengan sindrom premenstruasi pada remaja
putri dengan nilai sig atau p = 0,041 (p < α). Tetapi analisis tidak bisa dilakukan untuk mengambil keputusan dan kesimpulan terhadap jenis hubungan antara asupan
vitamin B
, magnesium, dan stres dengan sindrom premenstruasi karena asymptotic
standard error equals-nya adalah 0 (nol). Saran yang dapat diberikan berdasarkan
hasil penelitian tersebut adalah adanya peran serta dari pihak sekolah khususnya
bagian Unit Kegiatan Sekolah (UKS) untuk memperluas kegiatan kesehatan, salah
satunya adalah kegiatan pendidikan dan promosi kesehatan tentang masalah
kesehatan dan gizi remaja. Bagi siswa diharapkan untuk meningkatkan asupan
makanan terutama sumber kalsium serta meningkatkan pengetahuan tentang sindrom
premenstruasi. Penelitian lebih lanjut disarankan untuk meneliti varibel yang sama,
yaitu asupan vitamin B
6
, magnesium, dan stres yang mempengaruhi sindrom
premenstruasi dengan memperhatikan rumus besar sampel dan proporsi yang
digunakan sebagai dasar menentukan jumlah sampel. Selain itu perlu adanya variabel
6
identifikasi kebiasaan makan dan olahraga yang mempengaruhi timbulnya sindrom
premenstruasi.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2256]