PENGARUH PAPARAN DEBU BATUBARA TERHADAP GANGGUAN FAAL PARU PADA PEKERJA KONTRAK BAGIAN COAL HANDLING PT PJB UNIT PEMBANGKITAN PAITON
Abstract
Tenaga kerja sebagai sumber daya manusia memegang peranan utama dalam
proses pembangunan industri. Oleh karena itu peranan sumber daya manusia perlu
mendapat perhatian khusus baik kemampuan, keselamatan, maupun kesehatan
kerjanya. Resiko bahaya yang dihadapi oleh tenaga kerja adalah bahaya kecelakaan
dan penyakit akibat kerja, akibat kombinasi dari berbagai faktor yaitu tenaga kerja
dan lingkungan kerja. Diantara gangguan kesehatan akibat lingkungan kerja, debu
merupakan salah satu sumber gangguan yang tak dapat di abaikan. Dalam kondisi
tertentu, debu merupakan bahaya yang dapat menyebabkan pengurangan
kenyamanan kerja, gangguan penglihatan, gangguan fungsi faal paru, bahkan dapat
menimbulkan keracunan umum. PT PJB Unit Pembangkitan Paiton Probolinggo
adalah salah satu industri besar yang berada di Jawa Timur yang merupakan salah
satu pembangkitan tenaga listrik yang menggunakan tenaga uap. Dalam proses
produksinya PT PJB Unit Pembangkitan Paiton menggunakan mesin-mesin produksi
dan bahan baku maupun hasil produksi yang berpotensi sebagai sumber bahaya
seperti batubara. Dari hasil wawancara dengan beberapa karyawan kontrak, sebesar
50% responden memiki jenis keluhan pernafasan berupa batuk kering, 35%
responden mengeluh sesak nafas, dan 15% responden mengeluh banyak dahak.
Kebanyakan pekerja yang mengeluhkan gejala-gejala di atas berada di tempat kerja.
Dari hal tersebut, melalui karya akademik ini, penulis mengangkat permasalahan
tersebut dengan judul : Pengaruh paparan debu batubara terhadap gangguan faal paru pada pekerja kontrak bagian coal handling PT PJB Unit Pembangkitan Paiton.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh debu batubara terhadap
gangguan faal paru di PT PJB Unit Pembangkitan Paiton khususnya untuk pegawai
kontrak.
Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional. Penelitian analitik
karena bertujuan untuk menemukan fakta dengan interpretasi yang tepat serta
menggunakan analisis yang ditujukan untuk menguji hipotesis-hipotesis dan
mengadakan interpretasi yang lebih dalam tentang hubungan-hubungan (Nazir, 2003).
Sedangkan disebut sebagai observasional karena dalam penelitian ini memungkinkan
keadaan ikut berperan serta di dalamnya, dengan demikian peneliti hanya melakukan
pengukuran-pengukuran saja tanpa memberikan perlakuan atau intervensi (Beaglehole,
1997). Berdasarkan waktu pelaksanaannya, penelitian ini bersifat Cross Sectional.
Pengambilan data dilakukan menggunakan wawancara untuk mengetahui karakteristik
responden, kuesioner dan faktor gangguan fungsi paru. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh pekerja kontrak di bagian Coal Handling PT PJB Unit Pembangkitan
Paiton Kabupaten Probolinggo yang berjumlah 59 orang, dengan besar sampel dalam
penelitian ini adalah 51. Teknik pengambilan sampel menggunakan cara simple random
sampling yang setiap anggota dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk
diseleksi sebagai sampel. Metode analisis yang digunakan untuk menginterpretasikan
data yang diperoleh adalah dengan menggunakan analisis regresi logistik menggunakan
bantuan software komputer spss version 11,5. Berdasarkan uji statistic dengan ketetapan
α (=0,05) menunjukan bahwa tidak ada pengaruh antara paparan debu batubara terhadap
gangguan faal paru pekerja kontrak (p=0,558).
Disarankan bagi perusahaan untuk mengadakan tes kesehatan rutin minimal
setahun sekali, memberikan masker yang sesuai untuk daerah berdebu yaitu masker
yang terbuat dari bahan filter, sedangkan untuk para pekerja sebaiknya melakukan
kegiatan olahraga rutin untuk menjaga faal paru agar tetap baik.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]