Analisis Aliran Daya Sistem Tenaga Listrik pada Pt. Pln (Persero) Unit Layanan Pelanggan Kalisat Penyulang Gumitir Jember Menggunakan Software Etap 19

Abstract

Analisis Aliran Daya Sistem Tenaga Listrik pada PT.PLN (Persero) Unit Layanan Pelanggan Kalisat Penyulang Gumitir Jember menggunakan Software ETAP 19; Monita Kartina Aritonang, 191910201125; 2022: halaman; Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Jember. Pembebanan yang efektif pada jaringan listrik dapat dikatakan pembebanan dengan nilai losess dan nilai drop voltage yang kecil, sehingga jaringan tersebut lebih handal apabila terjadi gangguan. Penyulang Gumitir termasuk penyulang yang besar karena memiliki saluran yang cukup panjang 143 kms dan jumlah beban yang banyak 144 unit transformator distribusi. Berdasarkan standar PLN D5.0001 Tahun 2007, salah satu upaya perbaikan tegangan adalah dengan rekonfigurasi jaringan atau rehabilitasi. Rekonfigurasi jaringan dapat dilakukan dengan cara penambahan penyulang baru atau dengan pemecahan beban, pemecahan beban dilakukan dengan cara memindahkan sebagian besar beban pada penyulang Gumitir ke penyulang lain atau bahkan penyulang penyulang baru. Rekonfigurasi akan berdampak semakin kecilnya arus pada saluran sehingga jatuh tegangan dan losses semakin kecil. Berdasarkan simulasi yang dilakukan nilai losses penyulang Gumitir sebelum rekonfigurasi adalah 1098 kilowatt sedangkan sesudah rekonfigurasi adalah 460 kilowatt. Artinya dengan upaya rekonfigurasi jaringan sudah menghemat energi 638 kilowatt. Selama periode 2021 diukur dalam waktu beban puncak pada PT.PLN(Persero) ULP Kalisat penyulang Gumitir ditemukan bahwa terdapat tujuh unit transformator distribusi yang mengalami pembebanan lebih besar 95 % bahkan pada transformator distribusi GC092 persentase pembebanan mencapai 138.4 %. kondisi pembeban yang terlalu tinggi (overload) pada transformator akan mengakibatkan kerusakan pada transformator akibat panas yang berlebih sehingga berimbas mengurangi umur ekonomis dari transformator. Untuk mengatasi permasalahan yang muncul tersebut maka dilakukan dengan cara meng-uprating kapasitas transformator satu tingkat diatas kapasitas sebelumnya. Sehingga ketujuh transformator tersebut termasuk transformator GC092 tidak lagi mengalami overload, setelah uprating pembebanan transformator GC092 menjadi 69.2 % Upaya menjangkau daerah-daerah yang terpencil dan jauh dari gardu induk, perusahaan penyedia tenaga listrik pada banyak wilayah telah terus memperpanjang jaringan tegangan menengah hingga kemudian menimbulkan persoalan kualitas tegangan di sisi beban daerah terpencil yang dimaksud. Berdasarkan standar PLN T6.0001 Tahun 2013, pada pemanfaatan distribusi dan pembangkit dengan tegangan nominal 20 KV, toleransi yang tawarkan yakni tegangan tertinggi adalah 21 KV sedangkan tegangan terendah di 19 KV. Penyulang Gumitir belum memenuhi toleransi tersebut, bahkan setelah pelaksanaan rekonfigurasi dari 93 unit transformator yang terpasang masih ada 43 unit transformator yang nilai tegangan belum mencapai nilai 19 KV. Berdasarkan standar PLN D5.0001 Tahun 2007, upaya lain perbaikan tegangan adalah dengan pemasangan kompensasi kapasitor shunt. Setelah pemasangan kapasitor shunt, seluruh bus transformator yakni 93 unit transformator distribusi tersebut sudah mencapai nilai 19 KV. Artinya nilai jatuh tegangan pada penyulang Gumitir sudah memenuhi toleransi standar PLN T6.0001 Tahun 2013.