dc.contributor.author | PRASETIO, Agung | |
dc.date.accessioned | 2023-04-12T01:07:22Z | |
dc.date.available | 2023-04-12T01:07:22Z | |
dc.date.issued | 2023-01-28 | |
dc.identifier.nim | 191810201066 | en_US |
dc.identifier.uri | https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/114973 | |
dc.description.abstract | Airfoil merupakan penampang dari sayap pesawat yang dapat mempengaruhi
kinerja aerodinamis untuk menghasilkan gaya angkat. Airfoil yang sering
digunakan yaitu airfoil asimetris, karena memiliki geometri dengan karakteristik
aerodinamis yang mampu meningkatkan nilai dari koefisien lift. Gaya angkat pada
pesawat terbang berasal dari perbedaan tekanan antara upper dan lower surface
pada airfoil. Perbedaan tekanan ini terjadi karena tekanan pada upper lebih kecil
daripada lower surface sehingga dapat terbang. Penelitian ini fokus pada kajian
performa airfoil mulai dari zaman Wright bersaudara hingga airfoil jenis NACA
menggunakan metode Computational Fluid Dynamics (CFD). Simulasi pada setiap
airfoil akan dilakukan dengan perangkat lunak Simflow. Simflow merupakan
perangkat lunak CFD yang dapat dioperasikan baik dengan Windows maupun
Linux operating system. Keunggulan dari simflow dapat membuat serta mengimpor
mesh, mendefinisikan kondisi batas, menjalankan simulasi, menentukan parameter
dan melihat hasil pro-processing dengan menambahkan software Para-view.
Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan gaya angkat pada setiap
airfoil yang dipilih. Airfoil yang dipilih yaitu airfoil Wright, Bleriot, Naca 0024,
dan Naca 6409. Variasi keempat airfoil tersebut akan dianalisis gaya angkatnya
dengan angle of attack dan kecepatan aliran udara yang sama.
Proses simulasi dimulai dengan proses meshing dan menginputkan koordinat
airfoil kedalam software simflow. Setelah itu dilanjutkan dengan running data dan
menginputkan nilai viskositas udara, panjang chord, model turbulen, sudut serang,
bilangan Reynold, serta kecepatan aliran udara. Hasil dari proses running
didapatkan data berupa koefisien lift untuk membandingkan gaya angkat dari
masing-masing airfoil.
Berdasarkan data yang didapat, maka airfoil Naca 6409 memiliki koefisien
lift paling besar dan secara otomatis airfoil ini juga yang memiliki gaya angkat
paling bagus. Sementara itu koefisien lift paling kecil terjadi pada airfoil Naca 0024
dan airfoil ini juga yang memiliki gaya angkat paling kecil bahkan lebih kecil dari
airfoil milik Wright. Airfoil milik Wright sudah berbentuk asimetris walaupun
airfoil ini yang pernah kali dibuat dan bentuknya belum elips seperti milik Naca.
Faktor yang menyebabkan besar atau kecilnya koefisien lift juga dapat dilihat dari
bentuk geometri masing-masing airfoil. Airfoil dengan bentuk geometri asimetris
dapat menghasilkan koefisien lift lebih tinggi daripada airfoil simetris. Berdasarkan
dari airfoil yang digunakan, airfoil Naca 6409 berbentuk asimetris yang memiliki
maksimum camber paling tinggi, yaitu 6% terletak pada 0,4c dari leading edge serta
ketebalan 9% chord. Sementara Naca 0024 memiliki bentuk simetris antara atas
dan bawah. Nilai maksimum camber juga paling kecil, yaitu 0% terletak pada 0c
dari leading edge serta ketebalan 24%. | en_US |
dc.description.sponsorship | Dr. Artoto Arkundato, S.Si., M.Si
Dr. Lutfi Rohman, S.Si., M.Si | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.publisher | Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam | en_US |
dc.subject | Airfoil | en_US |
dc.subject | Koefisien Lift | en_US |
dc.subject | Gaya Angkat | en_US |
dc.subject | Angle Of Attack | en_US |
dc.title | Komparasi Gaya Angkat dari Berbagai Bentuk Sayap Pesawat dengan Metode CFD (Computational Fluid Dynamics) | en_US |
dc.type | Skripsi | en_US |
dc.identifier.prodi | Fisika | en_US |
dc.identifier.pembimbing1 | Dr. Artoto Arkundato, S.Si., M.Si | en_US |
dc.identifier.pembimbing2 | Dr. Lutfi Rohman, S.Si., M.Si | en_US |
dc.identifier.validator | Taufik | en_US |
dc.identifier.finalization | Taufik | en_US |