Show simple item record

dc.date.accessioned2023-04-11T07:04:40Z
dc.date.available2023-04-11T07:04:40Z
dc.date.issued2023-01-11
dc.identifier.nim181910201021en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/114948
dc.description.abstractPemanasan global saat ini telah menjadi masalah yang serius di seluruh dunia. Salah satu faktor penyebab terjadinya pemanasan global adalah polusi udara yang disebabkan oleh gas sisa hasil kendaran bermotor. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah penggunaan kendaran bermotor dengan tenaga listrik. Pengoperasian sepeda listrik menggunakan tenaga listrik yang disimpan dalam baterai. Sebagian besar sepeda listrik menggunakan motor BLDC. Hal tersebut dikarenakan memiliki kelebihan yaitu torka yang besar dan mudah dalam pengontrolannya. Selain itu, kelebihan motor BLDC dibandingkan motor konvensional lain yaitu efisiensi tinggi, masa operasi tinggi, perawatan yang rendah dan tingkat kebisingan rendah. Dalam pengontrolan motor BLDC adalah menggunakan komutasi elektrik pada inverter 3 fasa dengan menggunakan metode six step. Sedangkan untuk mengatur kecepatan motor BLDC adalah dengan mengatur besarnya nilai PWM atau duty cycle yang dikirim oleh mikrokontroller. Pada penelitian ini sistem kontrol motor BLDC dibuat dengan berbasis mikrokontroller yang memiliki tujuan mendapatkan kecepatan konstan meskipun beban berubah. Oleh karena itu, digunakan metode closed loop yaitu Fuzzy Logic Controller. Komponen yang digunakan terdiri dari Arduino Uno, Potensiometer, hall effect sensor, LCD, rangkaian driver mosfet, driver 3 fase, motor BLDC 350 W dan baterai aki 12 V 3 buah. Prinsip kerja dari sensor kecepatan adalah membaca magnet kutub utara (logika High) dan diproses dengan rumus yang telah ditentukan sehingga didapat data kecepatan dalam satuan rpm. Guna mendapatkan hasil yang lebih baik, fuzzy logic controller akan mengatur besarnya nilai duty cycle. Cara yang digunakan dengan membandingkan nilai error dan derror sehingga dihasilkan nilai error yang semakin kecil dan akan dikirim pada motor. Sehingga efisiensi yang didapatkan akan meningkat. Pengujian dilakukan guna membuktikan dengan menggunakan kontrol fuzzy dapat bekerja lebih baik dalam mengontrol kecepatan motor BLDC dibandingkan tanpa menggunakan kontrol fuzzy. Pengujian dilakukan dengan melihat kecepatan respon untuk mencapai setpoint dengan menggunakan kontrol fuzzy dan tanpa kontrol fuzzy dengan tanpa beban atau dengan beban resitif berupa resistor. Pada pengujian tanpa beban menetapkan empat macam setpoint yaitu 50 rpm, 120 rpm, 200 rpm dan 270 rpm. Pengambilan data dilakukan selama 65 detik pada setiap setpoint. Pada setpoint 50 rpm kedua rancangan yang menggunakan kontrol fuzzy ataupun tanpa kontrol fuzzy sama-sama tidak mencapai setpoint. Pada kontrol fuzzy memberikan respon yang lebih baik dengan rest time lebih cepat kurang dari 3 detik dibandingkan tanpa kontrol yang membutuhkan waktu 5 detik. Pada setpoint 120 rpm ketika tanpa kontrol butuh waktu rise time yang lebih lama 5 detik dibandingkan dengan menggunakan kontrol fuzzy yang membutuhkan waktu rise time 2 detik. Pada setpoint 200 rpm dengan kontrol fuzzy lebih cepat seperti saat setpoint 50 dan 120 rpm. Overshoot yang dihasilkan menggunakan kontrol fuzzy tergolong kecil yaitu 6% dan tanpa kontrol fuzzy yaitu 4%. Pada kecepatan setpoint 270 rpm tanpa kontrol rest time didapatkan 12 detik. Sedangkan menggunakan kontrol fuzzy rest time 8 detik. Pada pengujian berbeban menggunakan generator DC dengan 4 macam resistor yang digunakan antara lain: 0,47 ohm, 0,94 ohm, 1,41 ohm dan 1,88 ohm. Pengujian berbeban ditetapkan nilai setpoint yang sama yaitu 200 rpm. Rise time yang dibutuhkan ketika tanpa kontrol adalah 9 detik sedangkan ketika kontrol fuzzy adalah 6 detik. Pada beban 0,47 Ohm overshoot saat tanpa kontrol 3% sedangkan saat kontrol fuzzy 3,5%. Pada beban 0,94 Ohm Overshoot ketika tanpa kontrol yaitu 3% dan menggunakan kontrol fuzzy yaitu 3,5%. Pada beban 1,41 Ohm overshoot saat tanpa kontrol adalah 5,5%, sedangkan saat kontrol fuzzy adalah 3%. Pada beban 1,88 Ohm overshoot yang dihasilkan saat tanpa kontrol sebesar 1,5%, sedangkan menggunakan kontrol fuzzy sebesar 5,5 %.en_US
dc.description.sponsorshipProf. Dr. Ir Bambang Sujanarko, M.M. Ir. Arizal Mujibtamala Nanda Imron, S.T., M.T.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Tekniken_US
dc.titleRancang Bangun Sistem Kontrol Motor Bldc Berbasis Logika Fuzzy untuk Aplikasi pada Sepeda Listriken_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiS1 Teknik Elektroen_US
dc.identifier.pembimbing1Prof. Dr. Ir Bambang Sujanarko, M.M.en_US
dc.identifier.pembimbing2Ir. Arizal Mujibtamala Nanda Imron, S.T., M.T.en_US
dc.identifier.finalizationFinalisasi tanggal 11 April 2023_M.Arif Tarchimansyahen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record